Example floating
Home

“Preferential Option For the Poor” Dibalik Misi Gabriel Asem Keluar Masuk Kampung

150
×

“Preferential Option For the Poor” Dibalik Misi Gabriel Asem Keluar Masuk Kampung

Sebarkan artikel ini

“Mereka yang paling lemah dan paling malang, yang tidak mampu membantu diri sendiri, dipilih untuk diutamakan”

Sorong, Detikpapua.Net – Calon Gubernur Papua Barat Daya nomor urut 2, Gabriel Asem, SE.,M.Si masih terus menggencarkan kegiatan keluar masuk kampung dalam agenda tour Sorong-Tambrauw-Maybrat-Sorsel yang sudah dimulainya sejak Rabu (06/11/2024).

IMG-20241209-WA0017

Aksi yang dilakukan mantan bupati Tambrauw 2 periode ini memang terkesan unik bahkan sangat kontras (beda) dengan Paslon lainnya. Ketika Paslon lain berupaya keras mendulang suara di Kota dan Kabupaten Sorong, tempat dimana jumlah pemilihnya lebih dari separuh DPT (daftar pemilih tetap) PBD, Gabriel justru memilih pergi ke kampung, yang nota bene jumlah DPT sangat kecil.

Meski hanya beberapa momen yang sempat dipublish di media massa, namun perjalanan sang cagub bersama rombongan, ternyata mendapat banyak atensi dan respon dari masyarakat. Memang masih ada sejumlah kalangan yang menyangsikan strategi politik sang cagub bahkan ada yang mencibirnya karena dinilai hanya buang-buang energi.

Namun tidak sedikit juga yang memberikan apresiasi dan respek kepada Cagub Gabriel Asem, atas apa yang mereka sebut sebagai perjalanan paling mulia dengan misi kemanusiaan yang luhur itu. Banyak pihak yang justru melihatnya dengan konteks berbeda, sebagai refleksi nyata dari konsep pemimpin yang merakyat.

Salah satunya datang dari tokoh masyarakat, sekaligus tokoh agama di Papua Barat Daya, Klemensius Ell, S.Fil yang mengaku sangat terkesan dengan konsep pendekatan yang dilakukan Cagub Gabriel Asem. Klemensius bahkan menyebut Gabriel Asem sebagai pemimpin sejatih, pemimpin yang benar-benar tertawa dan bersedih bersama rakyat dalam konteks refleksi nyata.

Klemensius mengatakan, apa yang dilakukan Gabriel Asem, sejatihnya telah merubah cara pandang masyarakat terkait politik. Bahwa berpolitik tidak hanya berkaitan dengan upaya merengkuh kekuasaan, tetapi dengan berpolitik kita mampu menjadi berkat buat orang lain, khususnya bagi mereka yang disebut kaum terbelakang, kaum kecil dan termarginal. ‘Mereka yang paling lemah dan paling malang, yang tidak mampu membantu diri sendiri, dipilih untuk diutamakan’.

“Ketika saya membaca dan mendengar perjalanan dari Cagub Gabriel Asem mulai dari Tambrauw, Maybrat, Sorsel bahkan beberapa waktu lalu sempat ke Raja Ampat, menyusuri kampung-kampung dan pelosok, saya sangat terharu dan bangga. Menurut saya, inilah pemimpin sejatih, pemimpin yang mau melihat langsung jeritan rakyat kecil, pemimpin yang rendah hati dan siap melayani,” ujar Klemensius saat diwawancarai awak media di Kota Sorong, Sabtu (16/11/2024).

Klemens menyebut, apa yang dilakukan Cagub Gabriel Asem, telah memberi pelajaran berharga buat dirinya, bahkan masyarakat Papua Barat Daya pada umumnya. Bahwa politik bukan tentang upaya merebut kekuasaan lalu duduk dibalik kursi panas sembari menghamburkan uang, tetapi politik adalah jalan untuk menyelami, merasakan dan menjadi solusi bagi semua persoalan masyarakat.

“Ini motivasi penting bagi saya, belajar untuk tidak sombong, tidak memberikan janji palsu, belajar untuk merasakan rakyat kecil dan bukan duduk manis di kursi panas kemudian hamburkan uang. Saya mengutip misi utama Gereja adalah ‘Preferential option for the poor (Pilihan untuk mengedepankan orang-orang miskin)’ dan Pak Gabriel Asem telah melakukan misi ini,” sebut Klemensius.

Sementara politisi muda asal Papua Barat Daya Agustinus Sewia, menyebut banyak makna yang bisa diambil dari perjalanan Gabriel Asem, menyusuri lembah, mendaki bukit, melintasi pulau sampai ke pelosok-pelosok dan kampung-kampung. Nilai tersebut yakni keberanian, kegigihan, tekad dan semangat yang kuat, tetapi juga ada ketulusan, kerelaan dan keikhlasan dibalik itu semua.

Jika dikaji dari sisi keuntungan politik, Agustinus menyebut apa yang dilakukan Cagub Gabriel Asem, sejatihnya hanya akan mendapatkan hasil yang sia-sia. Namun, lagi-lagi Agustinus mengaku sekilas dirinya bisa menyelami apa yang ada di hati sang cagub, yakni hanya ingin melihat secara langsung, mendengar dan merasakan apa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, khususnya bagi mereka yang ada di pinggiran.

“Kalau mau dipikir DPT di kampung-kampung itu berapa, kecil sekali dan tidak menjamin kemenangan. Tapi saya pikir kita banyak memetik pelajaran berharga dari apa yang dilakukan Pak Gabriel Asem, persoalan menang dan kalah urusan kemudian, yang utama adalah bagaimana pemimpin bisa hadir secara langsung, melihat mendengar dan merasakan apa yang menjadi pergumulan masyarakat,” singkat Agustinus.

IMG-20241210-WA0007
height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *