Sorong, Detikpapua.Net – Ketua LMA Ambel Waigeo, Kabupaten Raja Ampat Yulianus Tebu, menanggapi pernyataan Abner Sanoy, salah satu kerabat Bakal Calon Gubernur Papua Barat Daya Abdul Faris Umlati (AFU), yang menudingnya telah berupaya menghalagi AFU dalam pencalonannya.
Yulianus melalui press release yang diterima Detikpapua.Net Rabu (04/09/2024), mengawali penyampaiannya dengan menyebutkan bahwa tidak ada niat sedikitpun, baik secara pribadi maupun dalam kapasitas sebagai ketua LMA Ambel Waigeo untuk menghalagi AFU dalam rangka pencalonannya sebagai calon gubenur Papua Bara Daya tahun 2024 ini.
Ia menegaskan, keputusan terkait lolos dan tidaknya AFU bukan ada di tangan seorang Yulianus Tebu, melainkan ranahnya Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Barat Daya dan KPU.
“Perlu saudara Abner Sanoy ketahui, bahwa tidak ada niat sedikitpun dari saya untuk menghalangi saudara AFU maju sebagai calon gubernur. Karena itu semua diatur oleh undang-undang, kemudian yang mempunyai kewenangan adalah MRP PBD dan KPU PBD,” ujar Yulianus, diawal penyampaiannya.
Yulianus juga menjawab pernyataan Abner yang mempertanyakan kapasitasnya hadir dalam pertemuan bersama MRP-PBD dengan masyarakat adat di Kabare dalam rangka verifikasi faktual keaslian OAP AFU beberapa hari lalu. Ia menekankan, kehadirannya dalam kegiatan tersebut sangat jelas, pertama dirinya hadir sebagai anak asli Kabare dan juga berstatus sebagai ketua LMA Ambel Waigeo.
“Saya anak asli Kabare, bapak saya Tebu, mama saya Marai, nenek saya dari bapak adalah marga Lapon, nenek saya dari mama marga Weju. Jadi saya mempunyai hak yang sama dengan sudara saya di kampung dan semua masyarakat sub suku Ambel. Saya hadir sebagai anak adat. Kedua kapasitas saya adalah ketua LMA terpilih, ketika saya jadi anggota MRP saya melepas itu kepada saudara wakil dan sekretaris, namun setelah saya selesai di MRP, jabatan itu kembali saya pegang karena belum perna ada musyawarah adat menggantikan saya sebagai ketua. Jadi saudara Abner tidak perlu untuk mempertanyakan kapasitas saya,” tekan Yulianus.
Selanjutnya, terkait materi pembahasan dalam pertemuan MRP dengan masyarakat adat, Yulianus justru menuding Abner Sanoy sedang bersandiwara dengan menyembunyikan fakta sesungguhnya dari apa yang menjadi aspirasi masyarakat adat. Masyarakat adat, kata Yulianus tidak perna mempersoalkan silsilah keturunan AFU sebagai bagian dari Sanoy, mereka tahu bahwa AFU adalah bagian dari sub suku Ambel.
Masyarakat adat hanya mempersoalkan terkait adanya prosesi pengangkatan atau penobatan AFU sebagai anak adat sub suku Ambel, tanpa melalui musyawarah adat yang melibatkan semua marga dalam sub suku Ambel. Yang ada, justru proses pengangkatan anak adat tersebut diduga dilakukan sepihak oleh Abner Sanoy dan beberapa oknum lainnya.
“Saudara Abner hadir dalam pertemuan dan paling banyak bicara. Kalau saudara simak betul apa yang disampaikan masyarakat sub suku Ambel, mereka tidak mempermasalahkan keturunan AFU, mereka tahu AFU bagian dari sub suku Ambel. Yang mereka persoalkan adalah kenapa penobatan AFU sebagai anak adat dilakukan tanpa melalui suatu musyawarah, tetapi saudara menunjuk oknum tertentu untuk mewakili marga atau individu melakukan penobatan, itu yang menjadi masalah, bukan menolak AFU sebagai keturunan suku Ambel. Saudara jangan pura-pura atau tipu-tipu tidak tahu, saudara kan dengar sendiri dari awal sampai akhir, saudara duduk saudara simak itu,” ungkapnya.
“Saudara dua kali bicara. Karena saya lihat situasi panas, saya memberikan usulan kepada MRP untuk tidak lagi bicara masalah sejarah karena kalau tidak saudara bisa diseret. Jadi saudara harus tau dan simak betul, jangan memprovokasi semua orang melalui media. Tidak ada yang menolak AFU sebagai keturunan Sanoi, itu tidak ada. Yang masyarakat tolak adalah prosesi pengangkatan anak adat,” tambah Yulianus.
Lebih jauh ia menerangkan, selama ini hubungan dirinya dengan AFU masih terjalin sangat baik. Beberapa kali dirinya sering berdiskusi banyak hal dengan AFU, termasuk masalah penobatan AFU sebagai anak adat. Ia pun memberi apresiasi kepada AFU yang begitu terbuka menerima saran agar proses penobatan itu harus melalui format yang baik, sehingga bisa diterima oleh semua pihak.
Begitu pula dengan Cawagub Petrus Kasihiw, ia mengaku memiliki hubungan baik, saat dirinya turun ke Bintuni dalam rangka tugas, Bupati Kasihiw melayaninya dengan sangat baik. Ia mengaku sangat menghargai dan menghormati AFU maupun Petrus Kasihiw.
“Perlu saudara ketahui bahwa hubungan saya dengan Pak AFU dan Pak Petrus Kasihiw sangat baik. Saya sangat menghormati dan menghargai keduanya. Jadi kalau saudara menuding saya menghalangi AFU, itu daudara keliru. Justru sebaliknya ketika kami mencoba membantu, saudara menutup diri, seolah saudara paling hebat. Nanti setelah masyarakat adat menolak karena musyawarah dilakukan sepihak oleh saudara, baru saudara kaget dan mencari kambing hitam,” tekan Yulianus.
Diakhir penyampaiannya, Yulianus meminta agar semua pihak, tidak lagi membangun narasi-narasi provokatif yang dapat mengganggu stabilitas keamaman di Papua Barat Daya menjelang pelaksanaan Pilkada kali ini. Biarkan penyelenggara maupun MRP memutuskan sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Khusus untuk Abner Sanoy, Yulianus berpesan agar segera mengevaluasi diri, sehingga tidak gampang untuk mencari kambing hitam dan menyalahkan pihak lain atas keteledorannya sendiri.
“Saya mau sampaikan kepada semua pihak jika terjadi kegagalan maka saudara Abner Sanoy orang pertama yang harus bertanggungjawab, karena melakukan kesalahan. Dari kesalahan itu kita coba memperbaiki tetapi saudara menutup diri tidak membuka ruang komunikasi dengan kita. Jadi saudara harus bertanggungjawab ketika terjadi penolakan. Saya mohon maaf kepada saudara Abner Sanoy jika pernyataan saya ini menyinggung perasaan saudara,” tutup Yulianus.