Example floating
Home

Selamat Jalan Sang Gembala: Air Mata Jemaat Iringi Kepergian Pdt. Rudolf Kmur

127
×

Selamat Jalan Sang Gembala: Air Mata Jemaat Iringi Kepergian Pdt. Rudolf Kmur

Sebarkan artikel ini

Doom, detikpapua.net— Isak tangis mengiringi setiap doa yang terucap saat jenazah Ketua Klasis GKI Raja Ampat Tengah, Pdt. Rudolf Kmur, S.Si., dilepas dalam ibadah penghormatan terakhir di Gereja GKI Bethel Doom, Senin (14/4/2025). Ratusan jemaat dari berbagai klasis di Tanah Papua memadati gedung gereja, membawa bunga, air mata, dan kenangan akan seorang hamba Tuhan yang hidupnya dipersembahkan sepenuhnya bagi pekerjaan pelayanan.

Pdt. Rudolf Kmur menghembuskan napas terakhir di RSUD Sele Be Solu, Kota Sorong, pada Jumat (11/4) pukul 18.50 WIT dalam usia 50 tahun. Dalam keheningan yang menyelimuti ruang perawatan, Tuhan memanggil pulang seorang gembala yang telah menabur kasih dan pengorbanan di ladang pelayanan GKI selama lebih dari satu dekade.

Sejak kabar duka tersebar, duka mendalam menjalar ke berbagai pelosok jemaat. Dari rumah duka, jemaat tak henti mengalir, bergantian hadir untuk berdoa, menyanyikan pujian, dan memberi pelukan penguatan kepada keluarga yang ditinggalkan. Saat jenazah dibawa ke Gereja GKI Bethel Doom untuk ibadah pelepasan, suasana menjadi begitu haru. Tangis tak terbendung ketika peti jenazah diangkat—bukan hanya karena kehilangan, tapi karena rasa syukur atas hidup yang telah memberi banyak arti.

Dalam khotbah pelepasan, Pdt. Jeane Haurissa Fonataba mengangkat pesan dari Pengkhotbah 8:8a dan 2 Timotius 4:6–8, menyamakan hidup almarhum dengan seorang pejuang iman yang telah menyelesaikan pertandingan dengan baik. Ia menyebut, “Tidak ada satu pun, termasuk kematian, yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Dan hari ini, kita semua menjadi saksi bahwa Pdt. Rudolf telah menapaki jalan salibnya dengan setia hingga akhir.”

Tak hanya dari kalangan gereja, tokoh-tokoh masyarakat turut hadir menyampaikan duka. Ketua Badan Pekerja Am Sinode GKI Wilayah XI Raja Ampat, Pdt. Genos Burdam, menyebut almarhum sebagai gembala yang penuh dedikasi dan rendah hati. “Ia tidak hanya dikenal karena khotbahnya, tapi karena hatinya yang melayani. Jemaat bukan hanya didoakan, tapi benar-benar dirangkul.”

Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, pun menyampaikan rasa kehilangan mendalam. “Beliau bukan sekadar pemimpin gereja, tapi panutan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Jejak langkah dan keteladanannya adalah warisan yang tak lekang oleh waktu,” ungkapnya lirih.

Duka juga datang dari Kabupaten Sorong. Bupati Dr. Johny Kamuru, S.H., M.Si. mengenang bagaimana Pdt. Rudolf tetap melayani di tengah kondisi kesehatannya yang menurun. “Ia tidak pernah memilih jalan mudah. Jalan darat yang berliku, sungai-sungai yang harus diseberangi, bahkan lautan pun ia tempuh demi satu tujuan—melayani umat.”

Usai ibadah, peti jenazah diarak ratusan pelayat menuju pemakaman umum Pulau Soop. Jalan utama Doom dipenuhi lautan manusia yang berjalan perlahan, mengantar sang gembala dalam perjalanan terakhirnya. Air mata mengalir, namun berselimut damai—karena mereka tahu, yang pergi telah menyelesaikan tugasnya dengan penuh kasih.

Pdt. Rudolf Kmur ditahbiskan sebagai pendeta GKI di Tanah Papua pada tahun 2011. Ia pernah menjadi anggota Badan Pekerja Klasis wilayah Seget (2019–2022), dan terakhir menjabat sebagai Ketua Badan Pekerja Klasis GKI Raja Ampat Tengah untuk periode 2022–2027. Ia wafat dalam masa pengabdiannya sebagai Ketua Klasis aktif.

Namanya kini mungkin tak lagi disebut di mimbar, namun kisah hidupnya akan selalu dibisikkan di hati mereka yang pernah disentuh oleh pelayanannya. Ia bukan hanya pengkhotbah firman, tapi juga wujud kasih yang berjalan di antara umat. Selamat jalan, Pdt. Rudolf Kmur. Terima kasih telah menjadi terang dalam perjalanan kami.

height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *