“Menurut kami yang paling penting adalah hadirkan orang di parlemen itu adalah orang yang betul-betul paham situasi masyarakat, paham kebutuhan dan keinginan masyarakat, khususnya orang Moi yang ada di Kabupaten Sorong ini” Yohanes Malaseme
Aimas, Detikpapua.Net – Tahapan seleksi bagi calon anggota DPRK Jalur Pengangkatan Kabupaten Sorong, saat ini sudah memasuki tahap akhir. Hanya menghitung hari saja, Panitia Seleksi (Pansel) akan segera mengumumkan nama-nama peserta yang terpilih untuk duduk di kursi dewan sebagai perwakilan masyarakat, khususnya orang asli Papua (OAP) di wilayah Kabupaten Sorong.
Menyikapi akan diumumkannya nama-nama anggota DPRK terpilih dari jalur pengangkatan tersebut, Sekretaris Dewan Adat Distrik Salawati Kabupaten Sorong Abraham Fess, meminta kepada semua peserta seleksi yang merupakan putra-putri terbaik Moi untuk tetap bersabar dan menahan diri, serta tidak melakukan tindakan atau gerakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Abraham menilai apa yang dijalankan oleh Pansel dalam sejumlah tahapan seleksi sebelumnya sudah sangat baik. Tinggal menunggu keputusan untuk menentukan siapa yang berhak duduk di kursi dewan sebagai perwakilan masyarakat adat. Ia pun berharap agar apapun hasilnya nanti semua pihak harus bisa menerima dengan lapang dada.
“Saya lihat proses seleksi ini sudah berjalan baik, saya minta tolong buat adik-adik yang ikut seleksi kita harus berjiwa besar terkait hasil seleksi yang ada. Khusus di wilayah selatan ada banyak calon, kemudian kita hanya dua kursi, jadi siapapun dia besok yang terpilih dia adalah orang selatan mewakili kita semua,” ujar Abraham saat menggelar jumpa pers di Aimas Kabupaten Sorong, Kamis (23/01/2025).
Namun demikian, ia tetap berharap agar Pansel dalam keputusannya harus adil dan bisa diterima oleh semua pihak. Sehingga hasil yang nanti diumumkan tidak justru menimbulkan persoalan baru, baik antara masyarakat dengan Pansel, maupun antara masyarakat dengan masyarakat itu sendiri. Keputusan yang diambil hendaknya dipertimbangkan dengan baik agar memenuhi rasa keadilan.
“Kami meyakini orang-orang yang duduk di Pansel adalah mereka yang paham semua hal, sehingga keputusan yang nanti diambil harus benar-benar keputusan yang bijak yang bisa diterima oleh semua pihak. Jangan sampai terjadi ketidakseimbangan dalam pembangian kursi, karena bisa mengakibatkan perbedaan antar kita sesama sub Suku Moi,” ucap Abraham.
Sementara Perwakilan Tokoh Intelektual Moi Wilayah Selatan Yohanes Malasmele menegaskan bahwa hadirnya kursi DPRK jalur pengangkatan, merupakan amanat UU Otsus untuk memberi keberpihakan kepada OAP dalam merengkuh hak politiknya.
Selain itu, hadirnya kursi Otsus dimaksudkan agar ada keterwakilan masyarakat adat di parlemen, yang kemudian bertugas untuk memperjuangkan dan mengawal aspirasi juga kepentingan masyarakat adat itu sendiri.
Berangkat dari pemahaman tersebut, maka menjadi sesuatu hal yang wajib bagi Pansel untuk dapat memenuhi unsur pemerataan, aspiratif, representatif dan kualified dalam menentukan siapapun yang nantinya dipilih sebagai anggota DPRK jalur pengangkatan.
“Kita ketahui daerah pengangkatan ini ada tiga ya, wilayah 1 membawahi Moi Kelim dan sekitarnya, kemudian wilayah 2 Moi Klabra, Salkma dan sekitarnya dan wilayah III membawahi Moi Segin, Lemas, Maya dan sekitarnya. Kami minta dalam pembagian kursi ini, ada keterwakilan dari setiap sub suku, sehingga di DPR nanti mereka bisa memperjuangkan hak masyarakat dari setiap sub suku itu,” tegas Yohanes.

Yohanes mengaku sampai saat ini pihaknya belum mengetahui siapa saja nama-nama yang nanti dipilih menjadi anggota DPRK Kabsor dari jalur pengangkatan. Namun, senada dengan Sekretaris Dewan Adat Distrik Salawati , Yohanes menyebut sejauh ini tahapan seleksi sudah dijalankan dengan baik dan transparan. Pihaknya berharap Pansel konsisten dengan aturan dan profesional dalam menjalankan tugas hingga akhir.
“Kemarin seleksi administrasi kami sudah ikuti, kemudian wawancara, uji makalah, pendalaman kemasyarakatan semua sudah diikuti dengan baik dan hasilnya kita tahu. Kami hanya minta Pansel konsisten kalau sesuai perengkingan maka harus dicantumkan nilai-itu,” ungkapnya.
Diakhir penyampaiannya Yohanes berharap selain aspek pemerataan dan kompetensi, para wakil rakyat yang nanti terpilih harus benar-benar mereka yang mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan dan menjadi solusi untuk semua persoalan yang dihadapi masyarakat adat, khususnya orang Moi di Kabupaten Sorong.
Tentunya, Pansel memikul beban moril yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, leluhur dan alam Malamoi melalui hasil yang nanti diputuskan.
“Menurut kami yang paling penting adalah hadirkan orang di parlemen itu adalah orang yang betul-betul paham situasi masyarakat, paham kebutuhan dan keinginan masyarakat, khususnya orang Moi yang ada di Kabupaten Sorong ini, sehingga saat mereka duduk disana, itulah keterwakilan kami, tempat kami masyarakat adat ini bisa menemukan solusi untuk setiap persoalan yang kami hadapi,” pungkasnya.
Sebagai informasi berikut kami cantumkan nama-nama peserta seleksi anggota DPRK jalur pengangkatan Kabupaten Sorong tahun 2025, berdasarkan sub suku Moi yang tersebar di wilayah Kabupaten Sorong:
Moi kelim
- Yohan Kalaibin
- Serlin Mobalen
- Hengky Mobalen
Moi Abun
- Semuel Maas
- Ananias Maas
- Marthinus Yeblo
Moi Salkma
- Musa Kampak
- Kesya Terima
- Fiktor Urini
Moi Klabra
- Alberto Klasmian
- Klois Yable
- Paulus Syufan
Moi Sigin, Lemas dan Maya
- Abraham M.Klasa
- Yules Malakabu
- Wempi Abret
- Susi Kabera
- Arnold Mugu