Example floating
IMG-20250620-163536
OpiniSosial & Budaya

“Itu Tuhan”  Sari Firman, Minggu Paskah ke 3. Tahun C/1.  Yoh 21 : 1 – 14.   

15
×

“Itu Tuhan”  Sari Firman, Minggu Paskah ke 3. Tahun C/1.  Yoh 21 : 1 – 14.   

Sebarkan artikel ini
P.Kletus Hekong, SVD
P.Kletus Hekong, SVD

Oleh: P. Kletus Hekong, SVD*

Ada banyak orang yang suka mempersalahkan orang lain kalau mengalami kegagalan. Misalnya, usaha gagal, anak-anak gagal dalam studi mereka. Itu karena pengaruh teman.

Merah-Putih-Sederhana-Bold-Ucapan-Selamat-dirgahayu-HUT-RI-Indonesia-Instag-20250621-094908-0000

“Dulu anak saya baik, tetapi begitu bergaul dengan si dia, anak saya jadi begini.”

Selanjutnya, kalau sudah kelewatan gagal, pasti Tuhan ikut dipersalahkan. Ada banyak omelan. Misalnya : Tuhan ada dimana? Betul atau  tidak Tuhan itu ada. Kalau Tuhan ada, mengapa Tuhan biarkan ini terjadi. Mengapa doa-doa untuk sang anak tidak didengar?  Dan sebagainya. Itu kalau gagal.

Coba kalau berhasil. Teman sang anak tidak disebut. Misalnya, anak saya berubah, semangat belajarnya tinggi sejak dekat dengan si dia. Juga  Tuhan terlupakan. Anggap diri hebat. Anggap anak-anak yang sukses karena mereka hebat. Bukan karena temannya, bukan karena siapa-siapa tetapi karena sebagai orang tua mereka berhasil. Juga, campur tangan Tuhan tidak disebut sama sekali.

Marilah mendalami injil hari ini. Setelah Yesus pergi, murid-murid kembali ke Galilea dan kembali ke pekerjaan semula sebagai nelayan. Ketika Petrus hendak melaut, murid-murid yang lain juga mau ikut. Mereka berjumlah tujug orang.  Sore-sore mereka sudah melaut untuk menangkap ikan.

Sepanjang malam mereka ada di laut. Mereka gagal. Mereka tidak berhasil menangkap ikan. Dengan lesu mereka kembali ke darat. Hari sudah mulai siang. Ada orang yang tidak dikenal menyapa dari tepi pantai lalu menyuruh mereka menebarkan pukat ke sebelah kanan perahu. Yesus tidak memperkenalkan diri, seperti misalnya, yang suruh ini adalah saya, Gurumu. Dan apa yg terjadi? Hanya dalam beberapa menit banyak ikan tertangkap.

Gagal berjam-jam sepanjang malam tetapi karena suruhan orang yang tidak dikenal, mereka berhasil dalam waktu singkat. Bukan di tengah danau tetapi di pinggir danau. Di pinggir danau biasanya ikan kecil, tetapi mereka menangkap ikan besar. Jumlahnya 153 ekor. Sangat luar biasa. Yohanes langsung berseru dan didengar Petrus. Itu Tuhan. Yohanes sadar, yang begini hanya bisa terjadi kalau Tuhan hadir.

Kalau ada campur tangan Tuhan. Ini adalah mukjizat. Orang yang menyuruh itu dan yang masih berdiri di tepi danau itu, pasti Tuhan. Pasti Yesus. Petruspun, langsung percaya, Itu Tuhan. Semuanya terjadi karena kuasa Tuhan. Tidak ada sedikit pun anggapan bahwa mereka berhasil karena mereka adalah nelayan yang hebat. Itu Tuhan, itu terjadi karena Tuhan mahabaik.

Saudara, penangkapan ikan yg luar biasa ini terjadi karena ada ketaatan. Mereka taat kepada suruhan, tebarkan jala di sebelah kanan. Keberhasilan dimulai dengan ketaatan. Pembangkang,  orang yang suka melawan, biasanya sulit berhasil.

Ketika berhasil, ketika yang sebenarnya mustahil tetapi bisa menjadi kenyataan, itu hanya karena campur tangan Tuhan. Kita sering melupakan Tuhan.

Pesan paling penting injil hari ini ialah bahwa Yesus betul-betul sudah bangkit. Yesus yang utuh, Roh dan badan. Yesus duduk makan roti dan ikan. Kalau hanya Roh, tidak makan.

Kenalilah Tuhan dalam keberhasilan kita, keberhasilan anak-anak kita.  Para murid yang duduk makan pagi bersama Yesus, tidak ragu, itulah Yesus. Yesus yang sudah bangkit. Yesus yang tahu kesulitan kita dan Yesus yang berkuasa memberi solusi.

Selamat berhari Minggu.

*Penulis adalah pembina dan dosen di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero (IFTK) Ledalero.

height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IMG-20250620-151809