Example floating
Home

DPRK Kota Sorong Pantau Pelayanan di RS Sele be Solu

35
×

DPRK Kota Sorong Pantau Pelayanan di RS Sele be Solu

Sebarkan artikel ini

“Apa yang kami dengar melalui penyampaian di media, seperti ada kelalaian atau ketidakprofesionalan pihak rumah sakit ternyata tidak sepenuhnya benar. Kami sudah lakukan klarifikasi dengan direktur rumah sakit secara langsung. Alasannya logis, mungkin ruangan atau bednya penuh begitu, tapi pada prinsipnya rumah sakit itu tidak perna menolak, semua dilayani dengan baik dan profesional” Syahrir Nurdin

Sorong, Detikpapua.Net – DPRK Kota Sorong melakukan kunjungan sekaligus memantau aktivitas pelayanan di RSUD Sele be Solu, yang terletak di Km 12 Kota Sorong, Selasa (14/01/2025).

Kunjungan tersebut juga diselipkan dengan agenda khusus terkait adanya keluhan seorang warga bernama Septian (18), yang ramai diberitakan karena mengaku tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak rumah sakit, beberapa waktu lalu.

Anggota DPRK Kota Sorong foto bersama manajemen Rumah Sakit Sele be Solu, dalam kegiatan kunjungan dewan, Selasa (14/01/2025). Foto/Yohanes Sole

Dalam kunjungan kali ini sejumlah anggota DPRK Kota Sorong nampak ikut dalam rombongan yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua I H. Syahrir Nurdin S.Pd.I. Para wakil rakyat pun diterima langsung oleh Direktur RS Sele be Solu drg. Susi Petronela Djitmau bersama sejumlah jajaran.

Usai melakukan pemantauan, para wakil rakyat langsung melakukan pertemuan dengan pihak rumah sakit, guna mendengarkan penjelasan terkait aktivitas pelayanan, fasilitas maupun sarana prasarana pendukung di rumah sakit.

Pada kesempatan itu, Direktur rumah sakit juga menyempatkan diri mengklarifikasi pemberitaan di media, terkait keluhan warga bernama Septian di hadapan para anggota DPR.

Anggota DPRK Kota Sorong saat melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Sele be Solu, Kota Sorong, Selasa (14/01/2025). Foto/Yohanes Sole

Kepada awak media, Wakil Ketua I DPRK Kota Sorong H. Syahrir Nurdin S.Pd.I mengungkapkan, kunjungan pihaknya ke rumah sakit tentu sebagai bagian dari upaya menjalin silaturahmi mengingat RS Sele be Solu merupakan salah satu mitra mereka.

Selain itu kunjungan juga guna melihat secara dekat bagaimana aktivitas pelyanan juga ketersediaan sarana prasarana pendukung di rumah sakit tersebut. Sekaligus mengklarifikasi terkait adanya keluhan masyarakat yang saat ini santer berseliweran di media massa dan media sosial.

“RSUD Sele be Solu ini adalah mitra kami, jadi kami mencoba melakukan silaturahmi agar terjalin hubungan baik kebetulan kami baru juga ya. Kemudian ada juga tujuan khusus menyangkut saudara Septian ya, yang kejadian tanggal 5 Januari itu. Intinya kami sifatnya klarifikasi begitu, supaya berita ini berimbang, sehingga kami tidak hanya dapat dari satu pihak,” ujar Syahrir.

Syahrir mengungkapkan, dalam kunjungan tersebut, pihaknya sudah memintai klarifikasi secara langsung kepada direktur rumah sakit dan dari penjelasan yang disampaikan, ternyata sedikit berbeda dengan apa yang dikeluhkan oleh warga bernama Septian.

Pihak rumah sakit, lanjut dia, sudah melayani dengan baik dan maksimal kepada yang bersangkutan, bahkan juga sudah dilakukan operasi sehingga yang bersangkutan bisa pulang dan sehat. Begitu pula dengan pasien lainnya, pihak rumah sakit tidak perna menolak pasien, meski sering terjadi ruangan full atau bed (kasur) habis.

“Apa yang kami dengar melalui penyampaian di media, seperti ada kelalaian atau ketidakprofesionalan pihak rumah sakit ternyata tidak sepenuhnya benar. Kami sudah lakukan klarifikasi dengan direktur rumah sakit secara langsung. Alasannya logis, mungkin ruangan atau bednya penuh begitu, tapi pada prinsipnya rumah sakit itu tidak perna menolak, semua dilayani dengan baik dan profesional, termasuk kejadian yang tanggal 5 itu kan dilayani dengan sebaik-baiknya bahkan dioperasi,” sebut Syahrir.

Meski demikian, sesuai laporan dari pihak rumah sakit memang sering terjadi over kapasitas di rumah sakit tersebut. Bahkan setiap hari rumah sakit harus melayani 500-600 orang, sehingga terkadang ruangan atau kasur yang tersedia tidak mencukupi. Hal ini lah yang menyebabkan adanya pasien yang harus menunggu lama sebelum dipindahkan ke ruangan.

“Tapi pada prinsipnya rumah sakit tidak menolak, kalaupun ada yang kurang mereka siap benahi. Kami pun punya tanggungjawab yang sama, kedepan kita coba perhatikan lagi semua kekurangan yang ada supaya pelan-pelan kita lengkapi. Tentu harapan kami pihak rumah sakit semakin profesional dan prima lagi dalam pelayanan,” pungkasnya.

height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *