“Tak ada lagi kata yang mampu terujar, juga air mata terasa enggan mengalir, mereka hanya bisa berkeluh lewat tarian. Tarian bisu anak negeri yang berharap pertolongan Tuhan untuk membawa kedamaian bagi mereka”
Kisor, Detikpapua.Net – Calon Gubernur Provinsi Papua Barat Daya nomor urut 2, Gabriel Asem, SE.,M.Si menginjakkan kaki di Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kamis (14/11/2024). Kehadiran Gabriel di Kisor guna menemui para simpatisan dan pendukung, di 16 kampung di wilayah Aifat Selatan.
Gabriel disambut oleh tetua adat dan tokoh agama serta pemerintah distrik, bersama ratusan warga perwakilan 16 kampung dengan tradisi adat di pintu masuk Kampung Kisor. Di kampung inilah, Gabriel melangsungkan acara tatap muka sekaligus kampanye politik bersama warga setempat.
Sebagai informasi, Kampung Kisor menjadi zona merah usai adanya kasus penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Kamis (02/09/2021) yang menewaskan 4 anggota TNI di Posramil Kisor. Usai kejadian tersebut, warga setempat sempat mengungsi ke hutan, dan banyak rumah mereka yang dirusak. Namun belakangan kondisi keamanan sudah mulai membaik, sebagian besar warga juga sudah kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasa.
Tiga tahun berlalu, tragedi berdarah Kisor memang sudah tidak lagi terdengar riuh di ruang publik, namun dampak peristiwa kelam itu masih dirasakan warga Kisor bahkan Aifat hingga saat ini. Mereka belum 100 persen pulih dari trauma masa lalu kejadian yang sempat menggemparkan di wilayah kepala burung pulau Papua itu.
Momen pertemuan dengan Cagub Gabriel Asem jadi ajang buat warga Kisor menumpahkan segala keluh kesah dan kepedihan yang mereka pendam selama ini. Tak ada lagi kata yang mampu terujar, juga air mata terasa enggan mengalir, mereka hanya bisa berkeluh lewat tarian. Tarian bisu anak negeri yang berharap pertolongan Tuhan untuk membawa kedamaian bagi mereka.
Dihadapan sang cagub, mama-mama Kisor yang menamakan grup tari mereka dengan sebutan mama-mama zomer (zona merah), menampilkan tarian adat yang sangat menyayat hati. Ini diketahui setelah sang penerjemah menyampaikan maksud dari gerakan dan nanyian yang diucapkan.
Mama-mama Zomer menyampaikan kesedihan mereka, karena sampai saat ini masih banyak anak-anak mereka yang belum kembali ke rumah, mereka juga menyampaikan banyak rumah mereka yang dirusak, namun belum diperbaiki, ada juga anak-anak mereka yang mendekam dibalik jeruji besi, belum lagi ketakutan yang terus menghantui mereka hingga saat ini.
Masih dalam irama tarian, Mama-mama Zomer juga meminta perhatian pemerintah terkait akses jalan yang masih sangat sulit, air bersih, pendidikan dan kesehatan, pembangunan fasilitas umum hingga masalah keamanan. Singkatnya warga Kisor menggantungkan harapan mereka kepada Gabriel Asem, agar kelak terpilih sebagai gubernur Papua Barat Daya, dapat merubah Kisor dan sekitarnya dari yang dikenal sebagai zona merah, menjadi zona putih, zona damai nan sejahtera.
Adapun tokoh masyarakat Aifat Selatan, Yonathan Sowe, dalam penyampaiannya mengaku sangat menyambut baik kehadiran Gabriel Asem di wilayah Aifat Selatan tepatnya di Kampung Kisor. Ia juga berujar Gabriel Asem adalah sosok yang sangat dirindukan di tempat itu, karena merupakan figur terbaik asal Aifat Selatan, yang diharapkan mampu menjawab semua keluhan dan menggantikan air mata duka menjadi air mata sukacita.
“Gabriel Asem adalah anak negeri ini, figur terbaik yang sudah membuktikan diri memimpin dengan hati untuk masyarakat. Oleh karena itu, atas nama seluruh masyarakat Aifat Selatan, saya menyatakan kami siap mendukung dan memenangkan Paslon GAUL di tempat ini,” ujar Yonathan.
Sementara Cagub Gabriel Asem, SE.,M.Si mengaku sangat bangga sekaligus terharu, bisa hadir dan disambut secara adat oleh masyarakat Aifat Selatan. Gabriel mengaku meski baru pertama tiba di Kisor, namun dirinya merasa tidak asing karena warga setempat bagian dari keluarga besarnya.
Gabriel mengaku sudah mendengar secara seksama aspirasi yang disampaikan masyarakat, baik secara langsung maupun melalui tari-tarian. Pada intinya, aspirasi yang disampaikan masyarakat, sama dengan niatnya turun langsung ke kampung dan pelosok, yang ingin melihat secara langsung keadaan masyarakat.
“DPT Aifat Selatan ini sangat kecil, tapi bukan itu yang saya cari, saya hanya ingin merasakan langsung bagaimana keadaan masyarakat, pembangunannya bagaimana dan maunya masyarakat apa. Menurut saya itu yang lebih penting. Aspirasi yang sudah saya terima ini tentu akan saya tindaklanjuti apabila saya dipercaya menjadi Gubernur Papua Barat Daya,” singkat Gabriel.