Example floating
BeritaHome

Pendidikan untuk Tanah Leluhur: UNIPA dan Pemda Tambrauw Buka Jalan Menuju Tambrauw Emas

25
×

Pendidikan untuk Tanah Leluhur: UNIPA dan Pemda Tambrauw Buka Jalan Menuju Tambrauw Emas

Sebarkan artikel ini

Tambrauw, Detikpapua.Net– Dalam upaya mendorong pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan dan inklusif di wilayah konservasi, Universitas Papua (UNIPA) bersama Pemerintah Kabupaten Tambrauw resmi menjalankan Program Studi Konservasi kelas Tambrauw. Program ini hadir sebagai wujud nyata kerja sama pendidikan tinggi untuk memajukan wilayah terpencil dengan tetap menjunjung nilai-nilai lokal, pelestarian lingkungan, dan pemerataan akses pendidikan.

Program yang telah berjalan ini sepenuhnya didanai oleh APBD Kabupaten Tambrauw, sehingga seluruh mahasiswa terbebas dari kewajiban membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Mayoritas mahasiswa—sekitar 90%—merupakan anak-anak asli Suku Abun, Miyah, Mpur, Ireres, dan Bikar, yang berasal dari berbagai kampung dan distrik di Kabupaten Tambrauw.

“Ini adalah bentuk pendidikan afirmatif sekaligus inklusif yang UNIPA hadirkan bersama pemerintah daerah. Anak-anak dari suku asli bisa kuliah tanpa beban biaya, dan mereka yang berprestasi, khususnya dengan IPK di atas 2.70, akan langsung kami rekomendasikan untuk lanjut ke jenjang S1,” jelas Prof. Sepus Fatem, Guru Besar Kehutanan UNIPA sekaligus tokoh penting dalam perintisan kampus konservasi di Tanah Papua.

Lebih jauh, Prof. Sepus mengungkapkan bahwa pada tahun ini akan dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara UNIPA dan Pemda Tambrauw guna membuka program studi lanjutan di kelas Tambrauw, seperti S1 Ekonomi, S1 Manajemen, dan S1 Konservasi. Ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan sumber daya manusia, baik bagi masyarakat kampung dan distrik, maupun aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Pemda Tambrauw.

Menurut Prof. Sepus, permintaan ini juga sejalan dengan harapan Bupati Tambrauw agar dibuka lebih banyak program studi sesuai kebutuhan pembangunan lokal. “Status kampus ini adalah perluasan, jadi proses perizinannya lebih sederhana. Tujuannya jelas: mendukung percepatan pembangunan ekonomi dan SDM,” ujarnya.

Kehadiran kampus di Tambrauw dipandang tidak hanya sebagai pusat pengembangan intelektual, tetapi juga sebagai pemicu perputaran ekonomi lokal. “Kalau ada kampus, pasti ada mahasiswa. Maka akan ada usaha fotokopi, warung makan, toko alat tulis, dan sebagainya yang mendukung kehidupan kampus. Ekonomi masyarakat akan ikut bergerak,” tambahnya.

Prof. Sepus menegaskan bahwa kampus ini akan menjadi penghasil sumber daya manusia unggul yang akan menggerakkan arah kebijakan Kabupaten Tambrauw sebagai kabupaten konservasi. “Dengan demikian, keberadaan program studi ini telah sejalan atau in line dengan arah kebijakan pembangunan daerah,” tutupnya.

height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IMG-20250620-151809