Example floating
Home

Rembuk Merah Putih: “Mewujudkan Pemuda Cerdas, Kritis dan Cinta Tanah Air”

25
×

Rembuk Merah Putih: “Mewujudkan Pemuda Cerdas, Kritis dan Cinta Tanah Air”

Sebarkan artikel ini

“Pemuda harus berada di garis depan untuk menjaga kebersamaan ini. Kita ingin melahirkan generasi yang tidak mudah terprovokasi, tidak mudah diadu domba, tetapi mampu menjadi jembatan antara perbedaan” Dr. Sellvyana Sangkek, SE.,M.Si (Kepala Badan Kesbangpol PBD)

Sorong, Detikpapua.Net – Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, S.Sos yang diwakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Dr. Sellvyana Sangkek, SE.,M.Si secara resmi membuka kegiatan Rembuk Merah Putih di Aula Utama Lantai 3 Kantor Gubernur PBD Kamis (14/08/2025).

Kegiatan dengan tema “Mewujudkan Pemuda Cerdas, Kritis dan Cinta Tanah Air” ini dihadiri Anggota Dewan Penasehat PWI PBD Yakub Nauly, S.Pdi, selaku narasumber pada kegiatan tersebut. Juga perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang telah bekerja sama dengan FKPT Papua Barat Daya. Para tokoh pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Kepala Badan Kesbangpol Dr. Sellvyana Sangkek menekankan bahwa kegiatan Rembuk Merah Putih tersebut bukan sekadar agenda seremoni. Ini adalah panggilan moral sekaligus strategi kebangsaan untuk membangun benteng pertahanan ideologi di tengah derasnya arus.globalisasi dan disrupsi informasi.

Ia menegaskan, Papua Barat Daya, sebagai provinsi yang baru lahir, memiliki energi muda yang besar. Namun, energi ini harus diarahkan ke jalur yang tepat, menjadi kekuatan pembangunan, bukan kekuatan perpecahan. Kerja sama antaraFKPT Papua Barat Daya dan BNPT adalah wujud nyata bahwa pencegahan terorisme tidak cukup hanya dengan penindakan hukum. Pencegahan harus dimulai dari akar: membangun kesadaran, memperkuat nilai kebangsaan, dan menanamkan kecintaan terhadap tanah air sejak dini.

“Kita hidup di era yang serba cepat. Informasi mengalir tanpa batas, menembus sekat ruang dan waktu. Namun, di balik kemudahan itu, ada tantangan yang tidak kecil. Hoaks, ujaran kebencian, radikalisme, dan intoleransi sering menyusup di ruang digital kita, menyasar generasi muda sebagai target utamanya. Pemuda adalah aset bangsa sekaligus penentu arah masa depan. Jumlah mereka yang besar adalah bonus demografi, tetapi jika tidak dibekali kecerdasan berpikir, wawasan kebangsaan dan kecintaan pada tanah air, bonus itu bisa berubah menjadi beban. Disinilah Rembuk Merah Putih menjadi relevan: mengajak para pemuda untukcerdas dalam menyaring informasi, kritis dalam berpikir, dan tulus dalam mencintai tanah airnya,” ujar Dr. Sellvyana.

Bertindak selaku Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Sellvyana mengungkapkan bahwa pencegahan terorisme tidak hanya soal mengantisipasi tindakan kekerasan. Lebih dari itu, pencegahan adalah upaya jangka panjang membentuk karakter bangsa. Terorisme dan radikalisme tumbuh subur di lahan yang kering akan nilai persatuan, miskin toleransi, dan rapuh dalam keimanan. Maka, cara
terbaik memutus rantainya adalah menyirami lahan itu dengan pengetahuan, menguatkannya dengan persatuan dan memupuknya dengan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

“Papua Barat Daya memiliki keberagaman etnis, budaya dan agama yang luar biasa. Keberagaman ini adalah kekayaan, tetapi juga bisa menjadi celah perpecahan jika tidak dirawat. Pemuda harus berada di garis depan untuk menjaga kebersamaan ini. Kita ingin melahirkan generasi yang tidak mudah terprovokasi, tidak mudah diadu domba, tetapi mampu menjadi jembatan antara perbedaan,” tekan Sellvyana.

Pada kesempatan itu, Sellvyana juga sedikit mengulas tengang makna tema kegiatan yakni “Mewujudkan Pemuda Cerdas, Kritis dan Cinta Tanah Air”, yang ia sebut mengandung tiga kata kunci yang saling
menguatkan:

  1. Cerdas: memiliki literasi yang baik, baik literasi digital, sosial, maupun kebangsaan.
  2. Kritis: mampu menganalisis, tidak mudah terpengaruh, dan berani menyampaikan pendapat dengan cara yang santun.
  3. Cinta Tanah Air: menempatkan kepentingan
    bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok.

Melalui kegiatan Rembuk Merah Putih ini, ada tiga pesan kunci yang disampaikan Sellvyana kepada para pemuda dan seluruh peserta yang hadir.

Pertama, semua memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Bukan hanya aparat keamanan atau pemerintah yang memikul tugas ini, tetapi seluruh lapisan masyarakat. Pemuda harus menjadi agen perubahan yang mampu menebar semangat positif, menolak intoleransi dan mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan.

Kedua, jadilah generasi yang melek informasi dan bijak bermedia sosial. Di era digital, satu unggahan dapat mempengaruhi ratusan bahkan ribuan orang. Gunakan media sosial untuk menyebarkan pengetahuan, inspirasi, dan kabar baik, bukan untuk menebar kebencian. FKPT dan BNPT selalu menekankan bahwa dunia maya adalah ruang strategis yang harus kita kuasai untuk melawan radikalisme dan propaganda teror.

Ketiga, rawat rasa cinta tanah air bukan hanya.dengan simbol, tetapi juga dengan tindakan nyata..Mengibarkan bendera Merah Putih, menyanyikan lagu kebangsaan, atau mengenakan batik adalah bentuk kecintaan, tetapi yang lebih penting adalah berperilaku jujur, bekerja keras, menghormati perbedaan, dan ikut membangun daerah kita masing-masing.

“FKPT Papua Barat Daya, sebagai perpanjangan tangan.BNPT di daerah, memiliki mandat untuk mengajak masyarakat menjadi bagian dari gerakan pencegahan terorisme. Kita meyakini bahwa pencegahan yang paling efektif adalahpencegahan berbasis komunitas. Itu artinya, kita harus turun langsung ke lapangan, mengedukasi masyarakat, membangun kesadaran kolektif, dan menggerakkan partisipasi publik. Kerja sama FKPT dengan BNPT bukan hanya pada tataran koordinasi, tetapi juga aksi nyata di berbagai sektor seperti pendidikan, keagamaan, media, dan kebudayaan. Dengan strategi ini, kita berharap akan lahir generasi muda Papua Barat Daya yangcerdas.dalam berpikir, kritis dalam bertindak, dan kuat dalam memegang teguh nilai-nilai Pancasila,” ungkapnya.

Kegiatan tersebut, lanjut Sellvyana, bukanlah akhir, melainkan awal dari langkah bersama. Apa yang diskusikan dalam Rembuk Merah Putih harus dibawa pulang, dihidupi,
dan disebarkan di lingkungan masing-masing. Jangan sampai semangat yang dibangun hari ini hanya bertahan di ruangan tersebut saja, tetapi harus menjelma menjadi gerakan nyata di masyarakat.

Sellvyana mengaku percaya, pemuda Papua Barat Daya memiliki kapasitas besar untuk menjadi pelopor perubahan. Dengan kecerdasan, sikap kritis, dan cinta tanah air yang kokoh, akan menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan bangsa. Ingatlah, bangsa ini tidak akan runtuh karena kekuatan dari luar, tetapi akan.hancur jika kita lengah menjaga persatuan dari dalam.

“Karena itu, tugas kita bersama adalah memastikan persatuan itu tetap utuh. Saya mengajak kita semua tokoh pemuda, tokoh
agama, tokoh adat, akademisi, media, dan seluruh elemen masyarakat untuk bergandengan tangan, menguatkan komitmen kebangsaan, dan meneguhkan tekad bahwaPapua Barat Daya adalah bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutup Sellvyana.

height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *