Sorong, Detikpapua.Net – Gelombang dukungan dari suku-suku asli Papua terus mengalir kepada pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya, Abdul Faris Umlati – Petrus Kasihiw (ARUS). Hal itu sebagaimana disampaikan oleh salah satu intelektual muda Papua, Markus Syufan.
Dukungan yang diberikan dari Intelektual Muda Papua itu setelah mengkaji, dari semua Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang ada dinilai pasangan Abdul Faris Umlati dan Petrus Kasihiw merupakan pasangan ideal yang mampu memimpin Provinsi PBD dengan segudang prestasi yang telah dimiliki.
Ia menjelaskan, dibawa kepemimpinan Abdul Faris Umlati saat menjabat sebagai Bupati Raja Ampat, pengelolaan pariwisata di Kabupaten Raja Ampat dari tahun ke tahun terus meningkat.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya turis asing dari mancanegara yang berkunjung kesana. Bahkan Raja Ampat mendapatkan penghargaan internasional dari UNESCO, sebagai salah satu destinasi pariwisata terbaik di dunia, dibawah kepemimpinan Abdul Faris Umlati.
Selanjutnya adalah Petrus Kasihiw merupakan Bupati Kabupaten Teluk Bintuni, ia telah mendatangkan banyak investor di daerah itu, bukti kongkritnya adalah kehadiran perusahaan Tangguh LNG yang mana 70 persen tenaga operasionalnya adalah orang asli Papua.
“Dengan berbekal pengalaman dan prestasi itulah, kami dari intelektual muda Papua menyatakan dukungannya terhadap pasangan ARUS atau AFU – PIET sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya,” ungkap Syufan kepada wartawan, Selasa (03/09/2024).
Soal status keaslian pasangan ARUS sebagai orang asli Papua, Intelektual muda Papua itu menjelaskan, dalam UU Otonomi khusus Papua atau Otsus, sudah sangat jelas lalu apalagi yang ingin dipertanyakan.
“Dalam Pasal 1 Ayat 22 UU Otsus menyebutkan, Orang asli Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang terdiri atas suku-suku asli di Provinsi Papua dan atau orang yang diterima dan diakui sebagai Orang Asli Papua oleh Masyarakat Adat Papua. Titik disitu, jangan lagi dipertanyakan,” tekan Syufan.
Syufan mengajak seluruh stakeholder, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan dan seluruh warga masyarakat agar saling menghormati perbedaan sehingga Pilkada di Provinsi Papua Barat Daya dapat berjalan dengan aman dan damai.