Example floating
Home

Insiden di KPU, Gabriel Asem Tunjukan Sikap Pemimpin Bijaksana

320
×

Insiden di KPU, Gabriel Asem Tunjukan Sikap Pemimpin Bijaksana

Sebarkan artikel ini

Sorong, Detikpapua.Net – Jadwal pendaftaran bagi pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Provinsi Papua Barat Daya (PBD), telah berakhir pada Kamis (29/08/2024) pukul 00.00 WIT. KPU PBD, selaku pihak penyelenggara sudah menerima 5 pasangan bakal calon yang mendaftar dalam waktu tiga hari sejak Selasa (27/08/2024).

Selama tiga hari berturut-turut, Kota Sorong sebagai ibukota provinsi, berubah seketika menjadi lebih ramai, dari hari-hari sebelumnya. Pendukung masing-masing kandidat, tumpah ruah di jalanan, untuk mengantarkan jagoan mereka ke KPU. Pernak-pernik partai politik juga terlihat bertebaran di hampir semua titik di Kota Sorong.

IMG-20241209-WA0017

Proses pendaftaran Paslon di KPU, memang sudah berakhir. Namun ada cerita unik dengan pesan moral berharga, yang bisa saja dijadikan refrensi bagi masyarakat Papua Barat Daya, dalam menatap pesta demokrasi perdana di wilayah kepala burung ini. Khususnya untuk melihat siapa figur terbaik, yang layak diberi kepercayaan menjadi pemimpin di provinsi ini, lima tahun kedepan.

Cerita ini datang dari pasangan calon Gabriel Asem-Lukman Wugaje, atau yang saat ini dikenal dengan pasangan GAUL. Mereka juga ikut melakukan pendafataran di Kantor KPU PBD, usai mendapat mandat dari tiga partai sekaligus yakni Partai Perindo, Hanura dan Gelora. Pasangan GAUL melakukan pendaftaran pada hari terakhir, Kamis, 29 Agustus 2024.

Terlihat pasangan GAUL yang diantar ribuan masa pendukung, tiba di Kantor KPU dan disambut oleh para petugas. Selanjutnya, rombongan dipersilahkan masuk pada tempat yang disediakan untuk tamu, sembari menunggu giliran pendaftaran.

Setelah menunggu lama, akhirnya GAUL mendapat giliran pendaftaran, tim pun melakukan koordinasi dengan petugas KPU terkait berkas-berkas yang dibawa. Namun dari hasil koordinasi, ternyata masih ada berkas yang perlu dilengkapi, sehingga GAUL harus menunggu lagi.

Disaat pasangan GAUL sedang menunggu, rombongan Paslon Bernard Sagrim – Sirajudin Bauw tiba di kantor KPU hendak melakukan pendaftaran. Seperti rombongan Paslon sebelumnya, Paslon Sagrim-Bauw pun dipersilahkan untuk menempati kursi-kursi yang telah disediakan di bawah tenda tamu, bersebelahan dengan rombongan GAUL.

Beberapa waktu kemudian, saat tim GAUL sedang melakukan koordinasi, pihak KPU justru memanggil Paslon Bernard Sagrim – Sirajudin Bauw untuk terlebih dahulu masuk ke areal terbatas dalam rangka melakukan pendaftaran. Saat itu, beberapa pendukung GAUL sempat melayangkan protes, hanya saja tidak berlangsung lama. Paslon Sagrim-Bauw pun melalui proses pendaftaran hingga selesai.

Setelah Paslon Sagrim – Bauw meninggalkan lokasi, muncul rombongan Paslon Joppy Wayangkau, yang juga hendak melakukan pendaftaran. Sementara rombongan Wayangkau mendekati areal tenda tamu, didalam tenda beberapa anggota Tim GAUL sedang menyampaikan protes karena sudah menunggu lama, tapi belum dipanggil.

Puncaknya, saat KPU terlebih dahulu mempersilahkan Tim Wayangkau masuk ke dalam tenda tamu, membuat beberapa anggota Tim GAUL protes dengan suara keras. Beberapa orang mulai berdiri dan hendak masuk untuk menyampaikan protes hingga ke area khusus. Situasi pun memanas dan memaksa anggota Polisi yang berjaga langsung membuat barikade pembatas ke area khusus.

Melihat situasi yang semakin memanas, Bakal Calon Gubernur, Gabriel Asem kemudian berdiri dan mencoba menenangkan anggotanya, ia pun meminta tim yang lain duduk kembali, dan menunjuk hanya satu orang saja yang berkoordinasi dengan petugas KPU di dalam. Alhasil, keadaanpun kembali tenang dan Paslon GAUL dipersilahkan masuk untuk melakukan tahapan pendaftaran.

Tahapan itu pun dilalui dengan baik dan lancar, dimana oleh KPU, berkas pendaftaran Paslon GAUL dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat. Selanjutnya Paslon GAUL dipersilahkan untuk melakukan conferensi pers di tempat yang sudah disediakan oleh KPU. Di saat conferensi pers inilah, Gabriel Asem benar-benar menunjukan kualitas kematangan diri, sebagai seroang leader yang mampu menyelami segala situasi dengan penuh kebijaksanaan.

Awalnya wartawan bertanya bagaimana tanggapan GAUL terhadap kualitas pelayanan KPU yang terkesan lambat, Gabriel pun menjawab pihaknya memaklumi proses yang dilakukan KPU tidak muda, apalagi harus menggunakan aplikasi online sehingga memang butuh waktu dan kesabaran.

Kurang puas dengan jawaban tersebut, salah satu awak media kembali mengorek bagaimana perasaan sang Cagub, usai menunggu begitu lama di KPU bahkan harus rela disalib oleh kandidat lain saat mendaftar, Gabriel pun memberikan jawaban berkelas, bahwa untuk segala sesuatu butuh proses dan kesabaran.

“Sabar itu subur, tetap kita memberikan apresiasi kepada KPU yang sudah bekerja keras, kita harus maklumi bahwa proses yang ada ini tidak mudah,” singkat Gabriel yang sontak langsung mendapat tepuk tangan dari para pendukungnya.

Tidak hanya sampai disitu, Gabriel juga masih menunjukan kematangannya sebagai seorang pemimpin, saat dirinya hendak meninggalkan kantor KPU usai pendaftaran. Saat itu sedang turun hujan lebat, dan tempat yang disediakan untuk ia duduk bersama tim sudah mulai kebanjiran.

Gabriel enggan meninggalkan tempat itu. Dengan sepatu yang sudah terendam banjir, ia masih bertahan menemani para pendukungnya yang belum beranjak karena menunggu hujan reda. Bahkan, saat mobil yang hendak ia tumpangi sudah ada di pinggir tenda, Gabriel enggan beranjak.

“Kalau saya pergi, bagaimana dengan masyarakat ini,” ujar Gabriel menjawab permintaan dari beberapa anggota tim yang memintanya segera menaiki kendaraan untuk kembali ke rumah.

Jawaban Gabriel yang singkat dan penuh makna ini seakan menembus relung hati para pendukungnya, membuat seisi tenda terdiam dan diselimuti perasaan haru. Beberapa terlihat tak kuasa menahan air mata, karena tersentuh dengan sikap sang pemimpin yang begitu merendah dan memasyarakat ini.

Memang idealnya pemimpin itu harus bisa menangis dan tertawa bersama rakyat. Ia harus bisa melihat melalui mata masyarakat, mendengar melalui telinga rakyat bahkan merasakan dengan hati seperti orang kecil. Pemimpin tidak berada di atas atau di depan, dia harus ada di tengah-tengah pengikutnya, bergembira dan bersedih bersama, karena dengan bersama maka semua akan menjadi mungkin.

Gabriel adalah contoh pemimpin yang merakyat dan komitmen, sesuai dengan motonya “Berama Rakyat Membangun Papua Barat Daya”.

IMG-20241210-WA0007
height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *