“Forum ini bukan tempat saling menyalahkan, tapi tempat untuk duduk bersama secara adat, bicara dari hati ke hati, dan menyusun langkah konkret untuk masa depan ekonomi kita sendiri,” Elisa Kambu, S.Sos.
Sorong, Detikpapua.Net — Gubernur Provinsi Papua Barat Daya, Elisa Kambu, S.Sos., secara resmi membuka Konferensi Daerah (KONFERDA) I Tahun 2025 Badan Pengurus Daerah Kamar Adat Pengusaha Papua (BPD KAPP) Provinsi Papua Barat Daya yang digelar di Hotel Luxio, Kota Sorong.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dan pemangku kepentingan dari berbagai unsur adat, legislatif, dan pemerintahan, antara lain:
Wakil Ketua I DPRD Papua Barat Daya Lieke Anneke Makatuuk, SE. Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat Daya Alfons Kambu, Kepala Badan Kesbangpol Papua Barat Daya Dr. Sellvyana Sangkek, SE, M.Si., Wakil Ketua Dewan Adat Papua DAP Wilayah III Domberai George Ronald Konjol, Seluruh Ketua KAAP Kabupaten/Kota se-Papua Barat Daya dan Ratusan pengusaha asli Papua
Dalam sambutannya, Gubernur Elisa Kambu menyampaikan bahwa konferensi ini merupakan momentum strategis untuk menyatukan visi dan misi pengusaha adat dalam menghadapi tantangan pembangunan di tanah Papua. Ia menekankan bahwa BPD KAPP harus menjadi wadah perjuangan ekonomi masyarakat adat yang dibangun di atas fondasi budaya, solidaritas, dan produktivitas nyata.
“Forum ini bukan tempat saling menyalahkan, tapi tempat untuk duduk bersama secara adat, bicara dari hati ke hati, dan menyusun langkah konkret untuk masa depan ekonomi kita sendiri,” tegas Gubernur.
Kehadiran Gubernur Elisa Kambu juga memiliki makna politik penting, yakni ikut melegitimasi kelembagaan BPD KAPP yang sempat diselimuti oleh berbagai informasi mengenai dualisme dan klaim kepemimpinan. Dengan berdirinya Gubernur di hadapan forum ini, sekaligus memberikan sambutan dan dukungan resmi, maka posisi dan keberlanjutan organisasi KAPP versi KONFERDA ini menjadi lebih sah secara politik dan moral di mata publik maupun pemerintah daerah.
“Saya hadir karena saya melihat semangat dan ketulusan dari teman-teman pengusaha Papua. Ini wadah yang harus kita jaga dan perkuat, bukan dikoyak oleh kepentingan pribadi atau kelompok,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gubernur mengungkapkan tantangan fiskal Papua Barat Daya yang masih berat di tahun 2025. Namun, ia tetap berkomitmen untuk menyediakan bantuan modal usaha bagi pengusaha asli Papua, mulai dari Rp10 juta hingga Rp100 juta, dengan prioritas pada usaha-usaha riil seperti peternakan, pertanian, dan produksi pangan lokal untuk mendukung program makan bergizi gratis bagi anak-anak sekolah.

Ia juga menyerukan pentingnya peran aktif masyarakat dalam memanfaatkan tanah Papua secara produktif dan mengurangi ketergantungan pada proyek-proyek pemerintah.
“Jangan hanya jadi pengusaha yang tunggu paket. Mulai sekarang, kita harus jadi pelaku ekonomi sejati. Tanah kita subur, pasar sudah ada. Mari kita isi ruang ini dengan kerja nyata,” seru Kambu.
Terkait dengan investasi, Gubernur menekankan bahwa pemerintah mendukung investasi yang adil dan bertanggung jawab, selama keberadaannya memberi dampak positif bagi masyarakat adat, baik dalam bentuk lapangan kerja, pelatihan keterampilan, maupun pemberdayaan ekonomi lokal.
Gubernur juga mengingatkan peserta KONFERDA agar menjaga persatuan dan kedewasaan dalam berorganisasi. Siapa pun yang terpilih dalam forum ini harus menjadi pemersatu dan penggerak, bukan pemecah belah.
“Organisasi ini milik semua orang Papua, bukan segelintir orang. Kita harus belajar rendah hati, bekerja sama, dan menghormati proses. Hanya dengan itu kita bisa maju,” tutupnya.
Acara pembukaan berlangsung dalam suasana meriah dan penuh khidmat, dengan prosesi adat, pemukulan tifa, serta doa bersama. KONFERDA I ini akan dilanjutkan dengan sidang-sidang pleno, pemilihan pengurus baru, serta perumusan program kerja BPD KAPP Provinsi Papua Barat Daya untuk lima tahun ke depan.