Oleh: Erwin Kuan-Ketua Muslim Papua
Perihal: Keprihatinan dan Desakan atas Diamnya Para Pemimpin di Tengah Tekanan Operasi Militer terhadap Masyarakat Jayawijaya
Wamena, Detikpapua.Net — Seorang Intelektual Jayawijaya bernama Erwin Kuan mengeluarkan surat terbuka yang ditujukan kepada Bupati Jayawijaya, pimpinan dan anggota DPRD, serta anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) dari wilayah Papua Pegunungan. Surat ini berisi keprihatinan dan desakan moral atas situasi mencekam yang dialami masyarakat sipil di Jayawijaya akibat penyisiran dan operasi militer yang terjadi belakangan ini.
Dalam surat tersebut, Erwin mengungkapkan bahwa masyarakat hidup dalam ketakutan, karena aparat keamanan melakukan penyisiran tidak hanya di jalan, tetapi juga masuk ke rumah-rumah warga.
“Ironisnya, tidak satu batang biji pun dari para pemimpin DPRD, Bupati, dan MRP yang tampil untuk bicara membela masyarakat Jayawijaya,” tulis Erwin dalam surat terbukanya.
Erwin mempertanyakan keberpihakan para pemimpin daerah yang selama ini terpilih dan dipercaya sebagai representasi masyarakat, khususnya Orang Asli Papua (OAP). Ia menekankan bahwa ketakutan dan penderitaan rakyat seharusnya menjadi panggilan tanggung jawab moral dan politik bagi pemimpin daerah untuk bertindak dan bersuara.
“Apakah masyarakat Jayawijaya dianggap sebagai ancaman negara, sehingga tidak layak dibela?” tanyanya tegas.
Secara khusus, Erwin menyoroti posisi Bupati Jayawijaya sebagai kepala wilayah yang seharusnya berdiri bersama rakyat di tengah situasi krisis. Ia menyampaikan kecurigaan bahwa latar belakang militer sang bupati dapat menjadi alasan di balik sikap bungkam terhadap operasi keamanan yang terjadi.
Lebih lanjut, Erwin memperingatkan bahwa ketidakhadiran sikap terbuka dari para pemimpin dapat memicu konflik horizontal antara masyarakat dan aparat. Ia menyebut diamnya para pemimpin sebagai bentuk pengkhianatan terhadap amanah rakyat.
“Kami mendesak Bupati, DPRD, dan MRP untuk segera menyatakan sikap secara terbuka dan membela rakyat yang sedang tertekan dan tidak berdaya,” tutupnya.
Surat terbuka ini menjadi seruan moral agar para pemimpin di Jayawijaya segera bertindak dan menunjukkan keberpihakan nyata kepada rakyat yang mereka wakili.