Example floating
IMG-20250630-210221
BeritaHome

Asap Putih Dari Stasi St. Yoseph Freinademetz Malasilen

73
×

Asap Putih Dari Stasi St. Yoseph Freinademetz Malasilen

Sebarkan artikel ini

Sorong, Detikpapua.Net – Asap putih hasil pembakaran kertas suara, mengepul tebal di Pelataran Gereja St. Yoseph Freinademetz Malasilen, Minggu 18 Mei 2025 Sore. Ini tepat setelah 88 kepala keluarga katolik di Stasi ini memberikan suara mereka untuk memilih ketua dewan stasi di gereja tersebut.

Proses pemilihan Ketua Dewan Stasi St. Yoseph Freinademetz Malasilen, Minggu (18/05/2025). Foto/Yohanes Sole

Tentu ini bukan conlave sebagaimana yang dilakukan para Kardinal untuk memilih Paus di Vatikan, tetapi ini adalah simbol kebersamaan dan mercusuar iman bagi umat di Stasi St. Yoseph Freinademez. Asap yang menjulang tinggi itu seolah mengantarkan pesan kepada semesta dan sang khalik akan harapan kehidupan yang lebih baik sekaligus menjadi mercusuar iman yang akan terus menyala dalam benak umat.

7f836f268d054408b29916c42977a400

Sementara Kertas yang terbakar menjadi abu adalah simbol pertobatan sekaligus pernyataan bahwa umat stasi St. Yoseph Freinademetz Malasilen yang begitu beragam telah menanggalkan segala perbedaan untuk ada dalam persekutuan dan kebersamaan demi memuliakan nama Tuhan di tempat tersebut.

“Kita telah melewati satu momen penting dalam perjalanan iman kita, melalui pemilihan ketua dewan stasi kita. Ini bukan tentang siapa yang menjadi pemimpin, tetapi bagaimana kita merajut kebersamaan dan persekutuan dalam penyerahan diri untuk mengikuti kehendak Tuhan. Asap yang menjulang adalah harapan iman kita untuk terus bertumbuh dalam kasih Tuhan, sedangkan abu yang terbakar adalah pertobatan, tetapi juga kebersamaan yang harus terus kita pupuk,” demikian Sekretaris Tim Formatur Pemilihan Ketua Dewan Stasi St. Yoseph Freinademetz Malasilen, Yohanes Sole saat menjelaskan makna pembakaran kertas suara tersebut.

Umat Stasi St. Yoseph Freinademetz Malasilen saat menyaksikan prosesi pembakaran surat suara usai pemilihan ketua dewan stasi di gereja tersebut, Minggu (18/05/2025). Foto/Yohanes Sole

Ya, pembakaran kertas suara tersebut merupakan satu dari sejumlah rangkaian kegiatan, yang digelar tim formatur pemilihan Ketua Dewan Stasi St. Yoseph Freinademetz Malasilen periode 2025-2028. Pasca dibentuk pada Minggu 27 April lalu, tim yang diketuai Yohanes Kossay dan beranggotakan Yohanes Sole, Yoakim Russin, Linda Keryapi, Adalaida Kusaly, Maria Ajolo dan Hobertina Waa ini terus melakukan sejumlah persiapan.

Dimulai dari rapat tim untuk memutuskan jadwal dan mekanisme pemilihan hingga syarat calon, dilanjutkan sosialisasi ke setiap lingkungan yang digelar pada tanggal 3-6 Mei 2025. Kemudian tim membuka pendaftaran calon pada 8-9 Mei 2025, dilanjutkan penetapan calon pada tanggal 10 Mei 2025. Selanjutnya pada Minggu (11/05/2025), tim melakukan pengumuman nama calon dan pencabutan nomor urut.

Tim Formatur Pemilihan Ketua Dewan Stasi St. Yoseph Freinademetz foto bersama sebelum acara pemilihan. Foto/Yohanes Sole

Sesuai jumlah pendaftar, calon ketua dewan stasi kali ini berjumlah 6 orang, sesuai nomor urut mereka adalah Obeth Siep, Andreas Aikingging, Yunita Keronsan, Ananias Amabe, Lukas Tikporop dan Martinus Solo. Usai mendapat nomor urut para calon diberi waktu melakukan sosialisasi ke tingkat lingkungan yang digelar pada tanggal 12-17 Mei 2025.

Puncaknya, pada Minggu 18 Mei 2025, Tim Formatur menggelar kegiatan pemilihan yang melibatkan seluruh umat stasi dengan jumlah 88 kepala keluarga katolik. Acara pemilihan dibagi dalam tiga agenda yakni seremoni pembukaan, sidang pemilihan dan penutup. Seremoni pembukaan diisi doa dan sambutan ketua tim formatur, ketua stasi dan ketua dewan paroki. Selanjutnya pada agenda sidang pemilihan diisi penyampaian visi misi calon, pemilihan, penghitungan suara dan penetapan calon terpilih. Sedangkan pada bagian penutup dilakukan acara pembakaran kertas suara, doa penutup dan santap bersama.

Ketua Tim Formatur Pemilihan Ketua Dewan Stasi St. Yoseph Freinademetz Malasilen, Yohanes Kossay mengatakan, proses pemilihan ketua dewan stasi kali ini dilakukan secara demokratis dan dikemas dalam nuansa kekeluargaan dan kebersamaan serta keyakinan akan tuntunan Roh Kudus. Ia menyebut jumlah pemilih sesuai dengan jumlah kepala keluarga katolik yakni sebanyak 88, dengan format satu KK Katolik satu suara.

Semua proses dari persiapan hingga pemilihan, kata Kossay telah berjalan dengan baik dan lancar. Proses pemilihan yang melibatkan 6 orang calon itupun berakhir dengan penuh sukacita, usai calon nomor urut 1 Obeth Siep ditetapkan sebagai calon terpilih karena mendapatkan suara terbanyak yakni 47 suara. Selanjutnya calon terpilih akan diserahkan kepada Pastor Paroki untuk memproses pelantikan.

“Tentu kami menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada rekan-rekan tim formatur, pastor paroki dan pastor rekan, pengurus dewan stasi, ketua-ketua lingkungan dan kelompok kategorial, teristimewa umat Stasi Santo Yoseph Freinademetz atas partisipasi dan kerjasama juga pengorbanan kita semua, sehingga agenda pemilihan ketua dewan stasi ini bisa sukses. Kiranya ini akan menjadi tonggak, untuk kita terus menjalin kebersamaan, iman dan kasih dalam Kristus,” ucap Kossay.

Salah seorang umat stasi St. Yoseph Freinademetz Malasilen saat hendak memasukan kertas suara kedalam kotak suara. Foto/Yohanes Sole

Sementara, Ketua Dewan Stasi Terpilih, Obeth Siep, menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan umat dan rahmat perutusan yang diberikan Tuhan untuknya. Namun, Obeth menggarisbawahi bahwa persoalan kehidupan menggereja adalah persoalan iman dan pelayanan. Untuk itu, ia mengajak umat untuk terus memupuk rasa kebersamaan, iman dan nilai-nilai kekatolikkan didalam diri masing-masing, sehingga perkembangan gereja St. Yoseph Freinademetz Malasilen baik secara fisik, iman dan persekutuan terus mengalami peningkatan.

Ditempat yang sama, Pastor Paroki St. Arnoldus Janssen Malanu, Pastor Mathias Alex Ohoilean, SVD menyampaikan terimakasih kepada segenap umat khususnya Tim Formatur yang telah melaksanakan kegiatan pemilihan tersebut tanpa menghilangkan sedikitpun esensi dari nilai-nilai kekatolikkan di stasi tersebut. Pastor paroki yang akrab disapa Pastor Faris ini mengaku sangat bahagia, menyaksikan kebersamaan, perkembangan iman dan karya-karya besar Kristus di Stasi St. Yoseph Freinademetz Malasilen.

“Teruslah menjadi pribadi-pribadi yang baik, yang selalu menghadirkan damai dan sukacita sebagai cerminan pribadi Tuhan kita Yesus Kristus, baik dalam kehidupan keluarga, menggereja maupun bermasyarakat,” singkat Pastor Faris.

height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IMG-20250620-151809