CERPEN
Petrus Rabu*
Di bawah langit senja yang memancarkan semburat oranye keemasan, Pantai Saleo di Raja Ampat menampilkan pesonanya yang memukau.
Pasir putih yang halus membentang luas, sementara ombak lembut menyapu bibir pantai, menciptakan harmoni alam yang menenangkan. Di kejauhan, perahu-perahu nelayan berayun pelan, menambah keindahan panorama sore itu.
Di tepi pantai, seorang wanita bernama Maya duduk termenung. Matanya menatap jauh ke cakrawala, namun pikirannya terjebak dalam dilema yang menghimpit.
Maya adalah seorang fotografer alam yang telah menghabiskan beberapa minggu terakhir menjelajahi keindahan Raja Ampat. Kecintaannya pada alam membawanya ke tempat ini, namun hatinya kini terbelah antara dua pilihan yang sulit.
Beberapa hari sebelumnya, Maya menerima tawaran pekerjaan dari sebuah majalah internasional ternama. Mereka menginginkannya menjadi fotografer tetap dengan gaji yang menggiurkan dan kesempatan berkeliling dunia. Namun, tawaran itu mengharuskannya pindah ke kota besar dan meninggalkan kehidupannya yang tenang di alam.
Di sisi lain, Maya telah menjalin hubungan dengan Daniel, seorang peneliti biologi laut yang berdedikasi pada konservasi terumbu karang di Raja Ampat. Kebersamaan mereka selama ini dipenuhi dengan petualangan dan cinta pada alam.
Daniel tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, dan Maya tahu bahwa menerima tawaran pekerjaan berarti meninggalkan Daniel dan kehidupan yang mereka bangun bersama.
Sore itu, Daniel menghampiri Maya yang masih duduk termenung. “Kamu masih memikirkan tawaran itu?” tanyanya lembut.
Maya mengangguk pelan. “Aku bingung, Daniel. Ini kesempatan besar untuk karierku, tapi aku tidak ingin meninggalkanmu dan tempat ini.”
Daniel tersenyum, meski ada kesedihan di matanya. “Aku mengerti, Maya. Aku ingin kamu bahagia dan mencapai impianmu. Jika itu berarti kamu harus pergi, aku akan mendukungmu.”
Maya merasakan air mata menggenang di sudut matanya. “Tapi bagaimana dengan kita? Aku tidak ingin kehilanganmu.”
Daniel menggenggam tangan Maya erat. “Cinta kita tidak akan hilang hanya karena jarak. Kita bisa mencari cara untuk tetap bersama, meski terpisah sementara. Yang terpenting, kamu harus mengikuti kata hatimu.”
Malam itu, Maya merenung di penginapan sederhana yang menghadap langsung ke pantai. Suara ombak menjadi latar musik yang menenangkan pikirannya. Ia menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya datang dari pencapaian karier, tetapi juga dari cinta dan kedamaian yang ia rasakan di Raja Ampat.
Keesokan harinya, Maya menemui Daniel dengan senyum mantap. “Aku telah memutuskan. Aku akan menolak tawaran itu. Tempatku adalah di sini, bersamamu dan alam yang kita cintai.”
Daniel memeluk Maya erat, merasakan kelegaan dan kebahagiaan yang mendalam. Mereka tahu bahwa keputusan ini bukanlah akhir dari impian Maya, tetapi awal dari petualangan baru yang akan mereka jalani bersama di surga tersembunyi bernama Pantai Saleo-Raja Ampat.
Catatan: Nama-nama yang digunakan dalam cerita ini adalah fiktif dan tidak menggambarkan individu sebenarnya. Segala kesamaan nama atau kejadian hanyalah kebetulan belaka.
*Penulis adalah ASN Tinggal di Waisai-Kabupaten Raja Ampat