Senopi, Detikpapua.Net – Warga Distrik Senopi, Kabupaten Tambrauw mengeluhkan sulitnya memasarkan hasil panen kopi yang mereka miliki. Kondisi ini menyebabkan mereka kewalahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengingat kopi menjadi salah satu andalan penghasilan masyarakat setempat.
Keluhan ini terkuak pada agenda tatap muka masyarakat Distrik Senopi bersama Anggota DPR Papua Barat Daya Yermias Yanuarius Sedik, ST.,M.Ling dalam rangka Reses III yang digelar di Senopi beberapa waktu lalu. Masyarakat berharap Legislator Yermias Yanuarius Sedik bisa menyuarakan aspirasi tersebut kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, agar bisa mendapatkan perhatian.

Dalam agenda reses di Senopi Yanuarius Sedik menggelar tatap muka bersama warga setempat guna menjaring aspirasi. Selain itu, legislator dari jalur pengangkatan (Otsus) ini berkesempatan melihat langsung proses budidaya Kopi Senopi yang dilakukan secara konvensional oleh masyarakat.
Selain masalah pemasaran hasil kopi, dalam agenda tatap muka tersebut, warga Senopi juga menyampaikan sejumlah aspirasi penting diantaranya meminta pemerintah melakukan normalisasi sungai kamundan agar tidak banjir. Kemudian, perlu adanya penyediaan akses air bersih, mengingat saat ini sebagian besar warga Senopi sangat kesulitan mendapatkan air bersih.
Selain itu, warga juga meminta perlu adanya perhatian serius pemerintah dalam bidang pendidikan, hak-hak guru harus diperhatikan baik serta perlu adanya pembinaan bagi para guru agar profesional melaksanakan tugas. Warga juga meminta perhatian pemerintah dalam pengembangan ekonomi kreatif masyarakat melalui bantuan modal dan pendampingan.

Diwawancarai awak media, Anggota DPR PBD Yermias Yanuarius Sedik mengaku, dirinya sengaja turun ke Distrik Senopi sebagai salah satu basis orang asli Papua (OAP) di wilayah Kabupaten Tambrauw, yang merupakan konstituennya sebagai Anggota DPR Otsus. Dirinya hadir di tengah masyarakat guna melihat kebutuhan-kebutuhan dasar mereka yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Ia mengku telah banyak mendapatkan aspirasi, masukan, saran bahkan kritikan yang disampaikan oleh masyarakat kepada pemerintah terkait pelaksanaan pelayanan publik, khususnya berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat. Persoalan air bersih, banjir, pengembangan ekonomi hingga masalah pendidikan dan kesehatan masih menjadi isu klasik yang belum usai dikeluhkan oleh masyarakat.
“Jadi memang banyak sekali aspirasi yang disampaikan masyarakat, bahkan hampir semuanya masih berkutat pada persoalan kebutuhan dasar. Tentu semua aspirasi yang disampaikan kami tampung dan akan menjadi beban moril bagi kami untuk mengawal dan memperjuangkannya sampai pada meja kebijakan, sebagaimana tugas dan kewenangan yang kami miliki,” ujar Yanuarius.

Ia mengaku sangat tertarik dengan aspirasi masyarakat terkait potensi kopi yang ada di Senopi. Menurutnya perlu ada perhatian serius dari pemerintah dalam membantu masyarakat, melalui pendampingan maupun intervensi dibidang pemasaran. Masyarakat perlu dibekali dengan keterampilan budidaya kopi hingga manajemen pemasaran, agar bisa memanfaatkan potensi yang ada untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
“Tentunya semua persoalan lain yang menjadi kebutuhan masyarakat perlu untuk ditindaklanjuti dan mendapatkan perhatian dari pemerintah. Kami pun berharap melalui momen reses ini bisa memberi gambaran secara aktual mengenai kondisi di lapangan, sehingga kedepan, secara bersama-sama kita bisa meramu kebijakan yang bermanfaat dan tepat sasaran sesui kebutuhan masyarakat,” pungkasnya.

















