Example floating
Berita

Bimtek UMKM Perikanan di Raja Ampat: Wujud Kolaborasi GEF dan KKP Bangun Ekonomi Pesisir

2
×

Bimtek UMKM Perikanan di Raja Ampat: Wujud Kolaborasi GEF dan KKP Bangun Ekonomi Pesisir

Sebarkan artikel ini

Waisai, Detikpapua.Net — Pemerintah Kabupaten Raja Ampat bersama Global Environment Facility (GEF) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kelembagaan Usaha, Manajemen Keuangan, dan Pemasaran Produk bagi pelaku UMKM perikanan di Kabupaten Raja Ampat.

Kegiatan yang digelar selama tiga hari tersebut resmi dibuka pada Kamis (6/11/2025) di Aula Asrama Putri Snonbukor, Kelurahan Warmasen, dan diikuti oleh peserta dari berbagai kampung pesisir di Raja Ampat.

Turut hadir dalam acara pembukaan tersebut yaitu Wakil Bupati Raja Ampat, Drs. Mansyur Syahdan, M.Si, Plt. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat, Dr. Yosep Hadi Wijayanto Mirino, M.Ec.Dev, Haike Lingertat selaku Director of WWF US-GEF Agency, serta Dr. Adipati Rahmat Gumelar, Project Manager CFI Indonesia, bersama tim dan para instruktur pelatihan.

Dalam sambutannya, Dr. Adipati Rahmat Gumelar menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari kerja sama GEF dengan KKP yang memiliki cakupan luas dan berfokus tidak hanya pada konservasi, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat pesisir.

“Melalui program ini, kami mengembangkan konsep Sasi Label, sebuah sistem pemberdayaan terpadu untuk meningkatkan kapasitas nelayan dan kelompok usaha perempuan di kampung-kampung pesisir,” jelasnya.

Program Sasi Label mencakup berbagai pelatihan teknis seperti perbaikan mesin kapal, perawatan kasko, penggunaan GPS dan fish finder, serta pelatihan keselamatan laut.
Selain itu, peserta juga dibekali dengan pelatihan pengolahan dan pengemasan produk ikan, serta sertifikasi dan branding untuk mempersiapkan produk UMKM masuk ke pasar modern dengan standar mutu dan gizi yang baik.

“Melalui sistem ini, nelayan bisa menangkap ikan dengan aman, ibu-ibu mengolah hasil tangkapan menjadi produk bernilai jual, dan lembaga usaha memasarkan produknya. Ini adalah ekosistem ekonomi yang saling menopang,” tambah Adipati.

GEF juga menegaskan bahwa program Sasi Label dirancang sebagai pendamping program pemerintah Kampung Nelayan Merah Putih yang dicanangkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. QDari 100 kampung nelayan yang akan dibangun secara nasional, beberapa di antaranya akan menjadi lokasi implementasi program Sasi Label, termasuk di Kabupaten Raja Ampat.

“Pemerintah menyediakan infrastruktur, sementara kami memastikan kapasitas masyarakatnya meningkat — agar fasilitas itu bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan, bukan sekadar dibangun lalu ditinggalkan,” ujarnya.

Selain pelatihan pengolahan produk, kegiatan ini juga melibatkan pelatihan eco print dan teknologi kelautan dasar dengan menghadirkan instruktur dari kalangan masyarakat lokal (champion) yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan serupa dan kini dipercaya untuk melatih peserta lain.

Sementara itu, Wakil Bupati Raja Ampat Drs. Mansyur Syahdan, M.Si dalam sambutannya sekaligus membuka secara resmi kegiatan bimtek tersebut menekankan pentingnya sektor UMKM perikanan sebagai pendorong ekonomi masyarakat pesisir. Menurutnya, kegiatan Bimtek ini menjadi bagian penting dari upaya membangun kemandirian ekonomi dan keberlanjutan sumber daya laut Raja Ampat.

“UMKM perikanan memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat struktur ekonomi daerah. Kehadiran GEF dan KKP di Raja Ampat menjadi sinergi nyata dalam memperkuat sektor perikanan yang efektif, inovatif, dan berkelanjutan,” ujarnya

Para peserta tidak hanya menerima materi pelatihan, tetapi juga dibekali dengan pakaian dan peralatan kerja yang akan digunakan selama pelatihan berlangsung dan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produksi di kampung masing-masing.

Melalui kolaborasi GEF, KKP, dan Pemerintah Daerah, kegiatan ini diharapkan mampu mendorong terbentuknya model ekonomi biru yang berbasis masyarakat — di mana konservasi laut berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi pesisir.

Dengan sinergi antara nelayan, kelompok perempuan, dan lembaga usaha lokal, Raja Ampat diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan sumber daya kelautan dapat menciptakan kemandirian ekonomi tanpa meninggalkan nilai-nilai konservasi dan budaya lokal.

height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *