Example floating
IMG-20251022-WA0006
BeritaHome

HUT ke-74 Theofani, Momentum Refleksi dan Penentuan Komitmen Menuju 1 Abad Peradaban Orang A3

33
×

HUT ke-74 Theofani, Momentum Refleksi dan Penentuan Komitmen Menuju 1 Abad Peradaban Orang A3

Sebarkan artikel ini

“Perayaan HUT ke-74 Theofani tidak cukup hanya mengenang sejarah masa lalu dan kebanggaan yang dicapai saat ini, tetapi lebih dari itu, harus ada semacam komitmen bersama untuk menentukan langkah menuju tahun-tahun berikutnya. Perlu dipikirkan apa yang harus dikerjakan dan dicapai oleh orang Maybrat dalam berbagai dimensi pembangunan” Prof Dr. Sepus M Fatem, M.Sc

Sorong, Detikpapua.Net – Perayaan HUT ke-74 Theofani di Bumi A3 (Ayamaru, Aitinyo dan Aifat) yang telah dirayakan pada 21 Oktober 2025, menjadi momentum refleksi untuk melihat perjalanan panjang dan capaian-capaian penting orang A3, tetapi juga menjadi titik baru dalam penentuan sikap dan keputusan (decision point) untuk hal-hal yang harus dikerjakan dan dicapai orang A3 dalam perjalanan selanjutnya menuju 1 Abad peradaban orang Maybrat.

Kegiatan Seminar Sehari dalam rangka HUT ke-74 Theofani di Bumi A3 (Ayamaru, Aitinyo dan Aifat) Maybrat yang digelar di Maybrat, Sabtu (18/10/2025). Foto/Yohanes Sole

Dalam semangat refleksi dan penentuan komitmen tersebut, telah dilaksanakan kegiatan seminar sehari menyambut HUT ke-74 Theofani yang dilaksanakan di Maybrat pada Sabtu (18/10/2025) lalu. Seminar bertemakan “Pelihara Kesatuan, Kerendahan Hati, Kasih dan Kehormatan sebagai Spirit Pembangunan di Tanah Papua” ini dirumuskan oleh Prof Dr. Sepus M Fatem, M.Sc, Dr. Otniel Safkaur, Herman Tubur, SP.,M.Si, Iriwi L Sinon, S.Pd.,M.Si dan telah menghasilkan sejumlah keputusan penting sebagai peta jalan untuk perjalanan peradaban orang A3 kedepan.

Ketua Tim Perumus Kegiatan Seminar Sehari HUT ke-74 Theofani, Prof Dr. Sepus M Fatem, M.Sc mengatakan, terdapat dua kesan penting dalam perayaan HUT ke-74 Teofani, baik kegiatan seminar hingga puncak acara pada 21 Oktober 2025. Pertama, refleksi 74 tahun perjalanan nubuatan Pdt. Ruben Rumbiak di bumi A3, untuk melihat apa yang sudah dicapai oleh orang Maybrat dalam berbagai dimensi pembangunan, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, kepemimpinan dan politik, hukum dan HAM, sumber daya alam, lingkungan hidup, termasuk gender.

Kemudian yang kedua, berkenaan dengan apa yang harus dikerjakan oleh orang Maybrat untuk menyambut 26 tahun tersisa menuju satu abad dan perjalanan peradaban orang A3 maupun orang Papua keseluruhan di masa depan.

Prof Sepus menekankan, jika merunut dari awal maka ada 3 momen penting yang menjadi rujukan bagi orang A3 untuk melihat siapa dirinya saat ini. Pertama, peristiwa 5 Februari 1855 dimana Injil pertama kali masuk ke Tanah Papua melalui Pulau Mansinam, Manokwari, yang dibawa oleh dua misionaris Jerman, Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob Geissler. Kedua, peristiwa 25 Oktober 1925, dimana Pdt. Izaak Samuel Kijne meletakkan Peradaban Orang Papua, melalui pendidikan awal yang dimulai di Aitumeri, Teluk Wondama. Ketiga produk daripada Aitumeri yakni Pdt. Ruben Rumbiak melalui nubuatannya yang hari ini dirayakan sebagai Hari Theofani di Bumi A3 Maybrat.

“Menurut saya, perayaan 74 tahun Theofani di bumi A3, itu momentum bersejarah yang mengandung makna baik spiritual maupun makna sosial yang mendalam bagi generasi A3. Coba bayangkan oleh seluruh generasi A3 apa yang terjadi kalau Pdt. Ruben Rubiak tidak datang ke Maybrat. Orang Maybrat mungkin saja hari ini tidak akan ada yang menjadi kepala daerah, jadi gubernur, jadi bupati, jadi ketua DPR, anggota MRP, jadi para profesor, jadi doktor dan lain sebagainya. Nah ini yang menjadi bahan refleksi penting dalam perayaan Theofani kali ini,” ujar Prof Sepus saat diwawancarai awak media, Kamis (23/10/2025).

Guru Besar Fakultas Kehutanan Unipa ini melanjutkan, perayaan HUT ke-74 Theofani tidak cukup hanya mengenang sejarah masa lalu dan kebanggaan yang dicapai saat ini, tetapi lebih dari itu, harus ada semacam komitmen bersama untuk menentukan langkah menuju tahun-tahun berikutnya, termasuk menuju satu abad HUT Theofani. Maka di 26 tahun tersisa ini perlu dipikirkan apa yang harus dikerjakan dan dicapai oleh orang Maybrat dalam berbagai dimensi pembangunan, baik di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, politik pemerintahan, sumber alam dan lingkungan, maupun hukum dan bidang-bidang lainnya.

“Forum seminar yang kami laksanakan tidak akan menghasilkan sesuatu produk yang kita hanya bicara-bicara saja, tidak. Tapi harus ada peta jalan untuk orang Maybrat 26 tahun kedepan menyambut satu abad. Dari sekarang apa yang kita akan kerjakan di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, pemerintahan dan politik, hukum dan HAM, sumber daya alam masyarakat adat dan lain sebagainya dalam perspektif Theofani. Itu yang menjadi kesan kuat dari perayaan HUT ke-74 Theofani kali ini,” ucap Prof Sepus.

Ia membeberkan, melalui pelaksanaan seminar sehari dalam rangka HUT ke-74 Theofani, pihaknya telah menghasilkan sejumlah rumusan yang terpaut dalam 7 bidang yakni:

  1. Rumusan terkait dengan politik dan kepemimpinan
  2. Kelembagaan dan pemerintahan
  3. Pendidikan dan ketenagakerjaan
  4. Bidang kesehatan dan sosial
  5. Bidang ekonomi dan kewirausahaan
  6. Bidang sosial, budaya, hukum dan HAM
  7. Sumber daya alam dan masyarakat adat

“Dari tujuh bidang ini, kita akan buat yang namanya peta jalan atau road map. Road map menuju satu abad dalam spirit Theofani untuk orang Maybrat. Itu harus dikonkretkan, misalnya dibidang pendidikan itu kita akan bikin yang namanya pengembangan pendidikan berbasis kontekstual. Jadi Theofani menjadi salah satu simbol dalam peradaban orang Maybrat, kemudian aktualisasinya misalnya dalam kurikulum muatan lokal. Contoh berikut masalah tanah adat, tidak boleh diperjualbelikan yang diatur dalam sebuah peraturan baku, begitu juga bidang-bidang lainnya,” sebut Prof Sepus.

Prof Dr. Sepus M Fatem, M.Sc saat membawakan materi dalam kegiatan Seminar Sehari dalam rangka HUT ke-74 Theofani di Bumi A3 (Ayamaru, Aitinyo dan Aifat) Maybrat yang digelar di Maybrat, Sabtu (18/10/2025). Foto/Yohanes Sole

Dicecar terkait adanya fenomena pergeseran budaya, nilai-nilai sosial dan religi di kalangan masyarakat A3 khususnya generasi muda saat ini, Prof Sepus menyebut, saat ini pihaknya tengah mendorong ditetapkannya peraturan daerah (Perda) Theofani di Maybrat dalam rangka memastikan empat maklumat Theofani yakni kesatuan, kerendahan hati, kasih dan kehormatan tetap menjadi pedoman dan pegangan hidup orang A3.

Ia menyebut, salah satu muatan dalam pasal-pasal perda tentang Theofani adalah terkait dengan penertiban pengedaran minuman beralkohol di Maybrat. Kemudian pelarangan penjualan tanah adat, hingga penguatan peran lembaga adat dan agama untuk terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait dengan nilai-nilai Theofani yang harus dipegang teguh oleh setiap generasi A3.

“Kita punya pengalaman beberapa tahun lalu terjadi perbedaan pandangan, konflik ibu kota, belum masalah minuman keras, pembunuhan dan sebagainya. Lalu dimanakan pesan Theofani: kesatuan, kerendahan hati, kasih dan kehormatan itu. Nah, oeh karena itu, momen HUT Theofani ke-74 tahun 2025 mengingatkan kita kembali untuk harus ingat empat pesan Tuhan Yesus lewat hambanya, Pendeta Ruben Rumbiak. Kedepan kita berharap Perda Theofani segera ditetapkan, kemudian peran lembaga gereja sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai Theofani bagi generai A3 secara keseluruhan,” pungkasnya.

height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IMG-20251024-184512