Example floating
IMG-20251217-WA0002
BeritaHomeSosial & Budaya

Asap Dapur dan Doa Mama-Mama: Kisah Sunyi di Balik Kongres PGBP ke IX

74
×

Asap Dapur dan Doa Mama-Mama: Kisah Sunyi di Balik Kongres PGBP ke IX

Sebarkan artikel ini

TIOM, DetikpapuaNet— Di balik jalannya sidang-sidang serius Kongres Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (PGBP) ke IX, ada ruang sunyi yang jarang disorot kamera. Bukan di mimbar, bukan pula di ruang sidang, melainkan di dapur. Di sanalah asap mengepul, panci besar beradu, dan doa-doa sederhana dipanjatkan oleh mama-mama yang melayani tanpa suara, selama pelaksanaan Kongres PGBP ke IX di Kabupaten Lani Jaya. Minggu, (14/12/2025).

Mama-mama dan beberapa anak muda sedang gotongroyong membersikan, sayur-sayur yang mau di Masak. Minggu, (14/12/2025). Foto/Yohanes Kossay.

Sejak hari Senin hingga Minggu, dapur konsumsi kongres tak pernah benar-benar sepi. Sejak pagi buta, mama-mama sudah sibuk membersihkan bumbu, menanak nasi, memasak sayur dan lauk, hingga menyiapkan kopi panas bagi para peserta dan tamu kongres.

IMG-20251217-WA0001

“Semua kami kerjakan dengan pembagian tugas. Ada yang masak nasi, sayur, lauk, bersihkan bumbu, dan siapkan kopi. Semua punya tugas masing-masing,” ujar Abetina Wenda, salah satu penanggung jawab konsumsi Kongres PGBP ke IX.

Wakil koordinator Seksi Konsumsi Abetina Wenda, saat menjelaskan kegiatan yang di lakukan mama-mama dan anak muda lainnya di dapur umum. Minggu, (14/12/2025). Foto/Yohanes Kossay.

Setiap hari, sekitar 600 kilogram beras dimasak. Angka itu terdengar besar, namun dijalani dengan ketekunan dan hati yang penuh syukur. Bagi mama-mama dapur, pekerjaan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan pelayanan iman.

“Puji Tuhan, selama kongres tidak ada yang kekurangan. Semua makan cukup dan menikmati dengan baik. Itu yang bikin kami senang,” lanjut Abetina dengan mata berbinar.

Di tengah lelah dan panas dapur, tawa tetap mengalir. Cerita sederhana, candaan kecil, dan doa singkat menjadi penguat. Mereka sadar, kelancaran kongres juga bertumpu pada kekuatan dapur yang terus menyala.

Lebih dari sekadar makanan, mama-mama dapur menyuguhkan rasa diterima dan dilayani. Harapan mereka sederhana: para tamu pulang dengan hati senang dan kenangan baik dari Lani Jaya.

Ibu-ibu dan beberapa pemuda-pemudi hendak menyiapkan alat-alat makan di dalam Gedung Aula Rev Norman Draper Wilayah Tiom. Minggu, (14/12/2025). Foto/Yohanes Kossay.

“Kami hanya ingin melayani dengan hati, supaya semua tamu merasa nyaman,” ucap Abetina menutup kisahnya.

Kongres PGBP ke IX akhirnya berjalan dengan baik. Namun di balik keputusan-keputusan besar, ada pengorbanan sunyi yang jarang disebut. Asap dapur yang naik setiap hari, sejatinya adalah doa yang tak pernah putus—doa mama-mama yang menopang kongres ini dari balik panci dan Tungku Api.

height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1-20251201-152527-0000