Waisai, Detikpapua.Net – Progres pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ampat yang ditingkatkan dari tipe D menjadi tipe C terus menunjukkan perkembangan signifikan. Proyek yang masuk dalam program strategis nasional di bidang kesehatan ini ditargetkan selesai pada Maret 2026.
Team Leader Konsultan Manajemen Konstruksi PT Artefak ArkindO, Dominikus Daby, menjelaskan bahwa proses pembangunan secara teknis berjalan sesuai pengendalian progres yang telah ditetapkan.

“Kami menargetkan akhir Maret sudah masuk tahap installing dan selesai PHO. Awalnya direncanakan Desember 2025, namun dengan mempertimbangkan kondisi material dari luar daerah, target mundur ke Maret 2026,” ujarnya.
Dominikus juga menegaskan bahwa konstruksi bangunan RSUD Raja Ampat menggunakan material kokoh yang disesuaikan dengan karakter wilayah Papua.
“Pembangunan ini menggunakan beton FC30, karena struktur bangunan harus kuat mengingat Papua memiliki tingkat kegempaan yang cukup tinggi,” tambahnya.
Jumlah tenaga kerja yang dikerahkan dalam pembangunan RSUD Raja Ampat meliputi,
Staf Konsultan Manajemen Konstruksi: 13 orang.
Staf Kontraktor: 15 orang.
Total Man Power (site): 153 orang.
Batching Plant: 32 orang.
Total keseluruhan tenaga kerja: 215 orang.
Sementara itu, Direktur RSUD Raja Ampat, Meidi Lidia Maspaitella, menyampaikan bahwa pembangunan gedung baru tersebut saat ini telah mencapai lantai tiga.

“RSUD Raja Ampat mendapat program strategis nasional untuk peningkatan dari tipe D ke tipe C. Ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah, khususnya melalui program Pak Prabowo di bidang kesehatan,” ujarnya.
Meidi berharap pembangunan dapat selesai tepat waktu dan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat Raja Ampat.
“Harapannya Desember ini sudah memasuki tahap penyelesaian, dan pada Mei nanti bisa diresmikan serta mulai digunakan untuk pelayanan masyarakat,” jelasnya.
RSUD Raja Ampat juga mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan berupa satu paket perlengkapan kesehatan. Selain dukungan sarana-prasarana, pihak rumah sakit juga berharap adanya dukungan penugasan tenaga kesehatan tambahan.
Direktur RSUD menjelaskan bahwa rumah sakit baru ini diproyeksikan menjadi fasilitas layanan kesehatan dengan fokus pada penyakit-penyakit kritis.
“Rumah sakit ini adalah tipe KJSU melayani kanker, jantung, stroke, dan nefrologi, serta layanan ibu dan anak. Kami berharap penanganan stroke bisa menjadi salah satu layanan unggulan karena Raja Ampat merupakan daerah wisata dan memiliki fasilitas chamber yang dapat mendukung penanganan kasus stroke,” katanya.
Selain itu, rumah sakit baru ini akan melayani pasien dengan standar BPJS, khususnya untuk pelayanan rawat inap kritis.

Meidi Lidia Maspaitella memaparkan jumlah tenaga medis yang saat ini sudah tersedia:
1 Dokter penyakit dalam konsultan
1 Dokter bedah umum
1 Dokter bedah yang sementara mengambil konsultan digestif
1 Dokter anestesi (dari Filipina)
2 Dokter anak
1 Dokter gizi klinik
1 Dokter obstetri & ginekologi (Obgin)
Ia berharap ke depan tenaga spesialis lainnya dapat segera terpenuhi melalui koordinasi dengan Kementerian Kesehatan.
“Kami sudah berkoordinasi untuk adanya penugasan khusus, baik dokter maupun tenaga kesehatan tambahan, agar layanan rumah sakit dapat optimal saat beroperasi nanti,” tegasnya.
Dengan pembangunan yang terus berjalan dan dukungan pemerintah pusat, RSUD Raja Ampat diharapkan menjadi rumah sakit rujukan berkualitas bagi masyarakat di wilayah kepulauan tersebut.
“Rumah sakit ini kami nantikan sebagai fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan modern untuk masyarakat Raja Ampat,” tutup Direktur RSUD.













