“Kita harus menjadi teladan dalam menjaga harmoni, menolak perpecahan, menegakkan kasih, dan menjadi agen perdamaian” Dr. Sellvyana Sangkek, SE.,M.Si ( Kaban Kesbangpol Papua Barat Daya)
Sorong Selatan, Detikpapua.Net – Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, S.Sos yang diwakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Dr. Sellvyana Sangkek, SE.,M.Si menghadiri Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Pendaratan Injil (PI) di Tanah Saden (Whrofoyo/Sondrofoyo), Kabupaten Sorong Selatan, Rabu (01/10/2025).
Perayaan yang dipusatkan di lapangan Sekolah SD YPK Mubarak Sondrofoyo, Kampung Sawiat, Distrik Sawiat ini dirangkaikan dengan acara peletakan batu pertama pembangunan Rumah Lonceng Gereja.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Badan Kesbangpol, Gubernur Elisa pertama-tama mengangkat tema pesan Firman Tuhan dalam Matius 28:19 yang berkata: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.

Ia menegaskan tema ini mengingatkan semua jemaat bahwa Pekabaran Injil bukan sekadar sejarah masa lalu, tetapi panggilan iman yang harus terus hidup dalam kehidupan hingga hari ini. Ketika Injil pertama kali hadir, ia datang membawa terang di tengah kegelapan, membawa damai di tengah pertentangan, dan menghadirkan harapan di tengah keterasingan. Injil bukan hanya berita keselamatan, tetapi juga pintu masuk bagi pendidikan, kesehatan, dan pembangunan sosial di tanah Papua.

Sebagaimana firman Tuhan dalam Yesaya 60:1: “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.” Firman ini mengingatkan jemaat bahwa terang Injil yang datang di tanah ini harus terus bersinar melalui kehidupan kita sehari-hari.
“Karena itu, perayaan ke-77 ini tidak hanya mengajak kita mengenang jasa para misionaris dan perintis Injil, tetapi juga menantang kita semua untuk melanjutkan karya mereka: menghadirkan kasih Kristus dalam keluarga, masyarakat, bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Dr. Sellvyana.

Ia melanjutkan, tantangan zaman yang dihadapi saat ini berbeda dengan 77 tahun lalu. Masyarakat saat ini hidup dalam arus globalisasi, digitalisasi, dan derasnya informasi yang sering kali menimbulkan dampak negatif: berita hoaks yang memecah belah, intoleransi yang merusak persaudaraan, penyalahgunaan narkoba yang menghancurkan generasi muda, serta kekerasan yang menodai martabat manusia.
“Dalam situasi seperti ini, umat Tuhan dipanggil untuk benar-benar menjadi garam dan terang dunia. Kita harus menjadi teladan dalam menjaga harmoni, menolak perpecahan, menegakkan kasih, dan menjadi agen perdamaian,” pesan Dr. Sellvyana.
Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, lanjut Dr. Sellvyana, percaya bahwa pembangunan tidak bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah, tetapi membutuhkan dukungan seluruh elemen masyarakat, termasuk gereja. Gereja adalah mitra strategis pemerintah: dalam membina iman umat, mendidik generasi muda, menjaga kesehatan jasmani dan rohani, membangun ekonomi kerakyatan, serta melestarikan budaya lokal.

“Kami mengajak seluruh umat, khususnya generasi muda, untuk meneladani semangat para perintis Injil. Jadilah pemuda yang cerdas, takut akan Tuhan, menjauhi narkoba, tidak mudah terprovokasi, tetapi penuh semangat untuk berkarya membangun Papua Barat Daya,” ajak Dr. Sellvyana.
Lebih jauh ia menekankan, Perayaan HUT Pekabaran Injil yang ke-77 ini hendaknya menjadi momentum refleksi iman. Jemaat diajak untuk tidak hanya beriman dibibir, tetapi juga menghadirkannya dalam tindakan nyata, dalam cara memperlakukan sesama dengan kasih, dalam cara menjaga alam ciptaan Tuhan, dalam cara membangun keluarga yang harmonis dan dalam kontribusi bagi pembangunan masyarakat.
Dengan semangat Injil, ia berkeyakinan bahwa Papua Barat Daya akan menjadi tanah yang penuh damai, tanah yang menjadi berkat, dan tanah yang dihormati karena kasih Kristus nyata di dalamnya.

“Akhirnya, melalui kesempatan ini saya, atas nama Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, mengajak kita semua: mari kita terus melanjutkan Pekabaran Injil dengan semangat yang baru. Jangan hanya berhenti pada seremoni perayaan, tetapi biarlah semangat ini mengalir dalam kehidupan sehari-hari.
Mari kita bangkit, menjadi terang, menjaga harmoni, menolak segala bentuk perpecahan, memperkuat toleransi, serta berperan aktif dalam membangun Papua Barat Daya yang aman, damai, inklusif, dan sejahtera,” pungkasnya.