Hadiri Ibadah Syukur Pengukuhan Pengurus Keluarga Tondon, Gubernur Elisa Titip 4 Pesan Penting
Sebarkan artikel ini
Sorong, Detikpapua.Net – Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, S.Sos menghadiri kegiatan ibadah syukur pengukuhan Pengurus Perkumpulan Keluarga Tondon, yang digelar di Gedung Tongkonan, Jalan Malibela, Kota Sorong, Jumat (05/09/2025). Turut hadir mendampingi gubernur, kepala dinas PUPR bersama Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).
Dalam sambutannya, gubernur menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada panitia penyelenggara Perkumpulan Keluarga Tondon atas inisiatif dan kerja kerasnya sehingga acara pengukuhan tersebut dapat berlangsung dengan baik. Ia menekankan, Pengukuhan pengurus adalah momen penting, bukan sekadar seremoni, melainkan titik awal penguatan kapasitas organisasi untuk memberi manfaat nyata kepada keluarga dan masyarakat.
Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, S.Sos saat menyampaikan sambutan dalam acara Ibadah Syukur Pengukuhan Pengurus Perkumpulan Keluarga Tondong PBD, Jumat (05/09/2025). Foto/Yohanes Sole
Kepada pengurus yang baru saja dikukuhkan, gubernur mengucapkan selamat bertugas. Tugas ini membawa amanah besar, merawat ikatan keluarga, menjaga nilai-nilai budaya, dan menjadi penghubung antara masyarakat dengan pemerintah daerah. Ia mengaku percaya, bila kepengurusan dijalankan dengan integritas, kerja sama dan rasa tanggung jawab, maka dampaknya akan terasa luas, dari ruang tamu keluarga hingga ke perencanaan pembangunan daerah.
“Dalam situasi yang kerap dinamis ini, peran organisasi keluarga dan kekerabatan sangat strategis. Kalianlah yang berada paling dekat dengan akar budaya, paling memahami kondisi riil di kampung dan kampung halaman, serta menjadi agen perdamaian ketika ada perbedaan pendapat,” ujar gubernur.
Ia pun mengajak seluruh warga Tondon secara bersama-sama menjaga suasana tetap sejuk, kondusif, dan aman. Kondusif bukan datang begitu saja tetapi dibangun melalui sikap saling menghormati, menahan diri dari ujaran provokatif, dan menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
Ia menitipkan beberapa pesan penting diantaranya:
Hindari penyebaran informasi yang belum jelas kebenarannya. Cek fakta sebelum berbagi.
Gunakan bahasa yang santun dan tidak memprovokasi, baik di ruang pertemuan maupun di media sosial.
Bila terjadi perselisihan, manfaatkan jalur musyawarah adat dan mekanisme hukum yang berlaku, jangan menempuh jalur anarkis.
Libatkan tokoh agama, tokoh adat, dan pemuda dalam mediasi agar solusi yang dihasilkan lebih berimbang dan diterima masyarakat.
“Keberagaman suku, agama dan budaya adalah kekayaan Papua Barat Daya. Persatuan bukan berarti menghapus perbedaan, melainkan menghargai perbedaan tersebut sebagai bagian dari identitas bersama. Toleransi harus diwujudkan dalam tindakan sehari-hari, gotong royong antar agama, saling membantu antar warga pada saat susah, menghormati perayaan dan tradisi masing-masing,” ujarnya.
“Perkumpulan keluarga seperti Tondon memiliki peran penting untuk menyebarkan pendidikan nilai toleransi sejak keluarga: mendidik anak menjadi insan yang menghormati orang tua, teman, dan lingkungan. Kepengurusan yang aktif dapat menginisiasi kegiatan lintas-agama, dialog kebudayaan, dan program penguatan nilai-nilai kebangsaan,” tambahnya.
Ia menambahkan, Pembangunan yang berkelanjutan menuntut kerja sama dari semua pihak. Pemerintah hanya dapat berfungsi optimal bila didukung oleh partisipasi masyarakat. Ia pun mengajak Perkumpulan Keluarga Tondon untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam beberapa bidang:
Pendidikan dan Pelatihan: Bantu identifikasi anak-anak dan pemuda berpotensi, dukung program beasiswa lokal, serta fasilitasi pelatihan keterampilan kerja dan kewirausahaan.
Kesehatan: Sukseskan program imunisasi, posyandu, dan kampanye hidup sehat di tingkat keluarga.
Ekonomi Lokal: Kembangkan usaha mikro, olah potensi pertanian/kelautan, dan dukung pemasaran produk lokal agar berdampak pada peningkatan kesejahteraan keluarga.
Pelestarian Budaya dan Lingkungan: Jadikan tradisi lokal sebagai daya tarik pariwisata yang ramah lingkungan; lindungi sumber daya alam demi keberlanjutan generasi mendatang.
Keamanan dan Keteraturan Sosial: Bentuk atau dukung forum warga yang bekerja sama dengan aparat keamanan untuk menjaga ketertiban tanpa mengurangi rasa saling percaya.
“Pemerintah provinsi berkomitmen membuka ruang kemitraan, program-program pemberdayaan akan kami sinkronkan dengan inisiatif organisasi masyarakat. Kita akan bangun mekanisme komunikasi berkala, pelibatan dalam perencanaan, serta akses terhadap program pembiayaan mikro dan pelatihan teknis. Akhir kata, marilah kita jadikan momen pengukuhan ini sebagai awal kerja nyata, memperkokoh persaudaraan, merawat toleransi, dan bergerak bersama mendukung pembangunan yang adil dan merata di Papua Barat Daya,” pungkasnya.