Hadiri Pembukaan Mubes PKBF, Ini Tanggapan dan Pesan Kaban Kesbangpol PBD
Sebarkan artikel ini
“Kita mendorong agar Mubes II ini tidak hanya menghasilkan keputusan internal organisasi, melainkan juga melahirkan pemikiran-pemikiran strategis yang bisa menjadi masukan konstruktif bagi arah kebijakan pembangunan provinsi ini, baik dalam aspek pendidikan, ekonomi kreatif, pemuda, maupun pemberdayaan kampung dan distrik” Dr. Sellvyana Sangkek, SE.,M.Si
Sorong, Detikpapua.Net – Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Papua Barat Daya Dr. Sellvyana Sangkek, SE.,M.Si turut hadir bersama sejumlah pejabat di Lingkup Pemprov Papua Barat Daya mendampingi Gubernur Elisa Kambu, S.Sos dalam acara pembukaan Musyawarah Besar (Mubes) II Perkumpulan Keluarga Besar Fategomi (PKBF) ke-2 yang digelar di Gedung Drs. Ec Lambert Jitmau, MM, Kota Sorong, Selasa (29/07/2025).
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Papua Barat Daya Dr. Sellvyana Sangkek, SE.,M.Si saat mendampingi Gubernur Elisa Kambu, S.Sos menghadiri acara pembukaan Musyawarah Besar (Mubes) II Perkumpulan Keluarga Besar Fategomi (PKBF) ke-2 yang digelar di Gedung Drs. Ec Lambert Jitmau, MM, Kota Sorong, Selasa (29/07/2025). Foto/Yohanes Sole
Saat diwawancarai awak media perihal tanggapannya terkait Mubes PKBF tersebut, Dr. Sellvyana mengaku sangat mengapresiasi keluarga besar Fategomi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Kegiatan yang ia sebut bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga momentum strategis untuk meneguhkan identitas budaya, memperkuat solidaritas antar anak negeri, dan turut mengambil bagian dalam arus besar pembangunan Papua Barat Daya.
“Tentu kami mengapresiasi Keluarga Besar Fategomi yang telah menjadi contoh nyata organisasi kekerabatan yang tidak hanya menjaga nilai- nilai budaya dan ikatan sejarah antar warga, tetapi juga secara konsisten berkomitmen untuk tidak terlibat dalam politik praktis, melainkan fokus pada pembangunan dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM). Fategomi telah menjadi simbol persatuan dan perjuangan identitas kultural yang kuat. Perkumpulan ini telah menunjukkan bahwa kebersamaan dan visi kolektif mampu menjadi kekuatan untuk mendorong kesejahteraan tanpa harus masuk dalam arena kontestasi kekuasaan,” ujar Dr. Sellvyana kepada awak media usai kegiatan.
Ia menyebut, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, melalui Badan Kesbangpol, tentu sangat menghargai keberadaan organisasi seperti ini. Fategomi adalah mitra strategis dalam mewujudkan pelayanan yang inklusif, pembangunan yang merata dan masyarakat yang berdaya. Organisasi seperti ini, kata Dr. Sellvyana, harus terus diberi ruang dan diperkuat sebagai bagian dariarsitektur sosial Papua Barat Daya ke depan.
“PKBF adalah representasi dari nilai-nilai luhur keluarga yang telah diwariskan turun-temurun oleh leluhur kita: nilai saling menghargai, saling menopang dan berbagi dalam suka maupun duka. Dari keluarga yang kuat, lahir masyarakat yang tangguh dan dari masyarakat yang tangguh, berdiri tegak fondasi ketahanan nasional, termasuk di dalamnya ketahanan politik, ekonomi, sosial, dan budaya,” sebut Dr. Sellvyana.
Lebih jauh ia menuturkan, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, terus membuka ruang partisipasi yang luas bagi setiap elemen masyarakat, termasuk perkumpulan-perkumpulan kultural seperti PKBF, untuk turut serta dalam perumusan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.
“Kita mendorong agar Mubes II ini tidak hanya menghasilkan keputusan internal organisasi, melainkan juga melahirkan pemikiran-pemikiran strategis yang bisa menjadi masukan konstruktif bagi arah kebijakan pembangunan provinsi ini, baik dalam aspek pendidikan, ekonomi kreatif, pemuda, maupun pemberdayaan kampung dan distrik,” harap Dr. Sellvyana.
Melalui forum Mubes ini, ia mengajak seluruh warga Fategomi agar dapat menguatkan komitmen sebagai anak negeri untuk menjaga Papua yang damai, menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi hukum serta nilai-nilai adat yang luhur. Perkumpulan seperti Fategomi sejatinya memiliki fungsi strategis dalam memperkuat demokrasi lokal. Bukan hanya sebagai wadah silaturahmi, tetapi juga sebagai watchdog sosial, motor penggerak partisipasi warga, dan mitra kritis pemerintah.
Badan Kesbangpol lanjut dia, sangat terbuka untuk menjalin kemitraan dengan organisasi kultural dan kedaerahan dalam berbagai bentuk program, seperti: Pendidikan politik masyarakat, Pemantauan Pemilu dan Pilkada yang damai dan partisipatif, Resolusi konflik di tingkat akar rumput, Sertapenguatan kapasitas generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan.
Diakhir penyampaiannya Dr. Sellvyana lantas menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh panitia, pengurus dan peserta Musyawarah Besar II PKBF. Ia berharap agar hasil-hasil mubes ini benar-benar membawa semangat pembaruan, membangun semangat gotong royong, dan memperkuat kontribusi PKBF dalam pembangunan Papua Barat Daya yang lebih maju, damai, dan bermartabat.
“Mari kita bergandengan tangan, lintas suku, lintas agama, lintas latar belakang, untuk membangun negeri ini. Sebab Papua Barat Daya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab kita semua sebagai warga bangsa,” tutup Dr. Sellvyana.