Dengan Firman Tuhan; IBRANI : Pasal 12; ayat,1- 17. Yang di pimpin oleh Pdt. Olden Rompah ( Kepala Gembala Sidang) Bahtera illahi
Suatu jemaat yang berdiri teguh dalam Pujian dan penyembahan bagi kemulian Allah sejak lama,yang dibina langsung oleh Bapak Gembala Olden Rompah dan Ibu Gembala.
Judul Renungan: “Nasihat Supaya Bertekun dalam Iman”
Nats Alkitab: Ibrani 12:1–17
Isi Renungan:
Merupakan bagian dari surat kepada orang-orang percaya yang sedang mengalami tekanan dan penganiayaan. Firman Tuhan memberikan Nasihat yang kuat agar kita tetap bertekun dalam iman, tidak menyerah, dan hidup dalam kekudusan.
Renungan dari bagian ini dapat dibagi menjadi beberapa poin penting:
- Melihat kepada teladan orang-orang beriman (ayat 1)
“Karena kita mempunyai banyak saksi bagaikan awan yang mengelilingi kita…”
Firman Tuhan mengacu pada Tokoh-Tokoh Iman dalam pasal sebelumnya (Ibrani 11). Mereka adalah saksi-saksi yang memberi bukti bahwa hidup dalam iman itu mungkin, meskipun penuh tantangan. Ini mendorong kita untuk meneladani semangat dan ketekunan mereka.
- Menanggalkan dosa dan beban yang menghalangi (ayat 1)
“Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita…”
Agar dapat bertekun, kita harus menyingkirkan segala sesuatu yang memperlambat langkah iman kita—baik itu dosa maupun hal-hal yang tampak “netral” tapi menghalangi pertumbuhan rohani.
- Meneladani Kristus sebagai pusat iman kita (ayat 2–3)
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus…”
Yesus adalah teladan utama dalam iman dan ketekunan. Ia menanggung salib dan mengabaikan kehinaan demi sukacita yang disediakan di hadapan-Nya. Ketekunan-Nya menjadi motivasi kita untuk tidak menyerah dalam penderitaan.
- Menerima didikan Tuhan sebagai tanda kasih-Nya (ayat 4–11)
“Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya…”
Penderitaan kadang merupakan bentuk didikan Tuhan untuk mendewasakan iman kita. Disiplin rohani bukan hukuman, tetapi sarana pembentukan karakter dan kekudusan.
- Menguatkan diri dan orang lain (ayat 12–13)
“Kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah…”
Kita dipanggil untuk saling menguatkan dan menjaga agar tidak ada yang jatuh atau tersesat. Iman bukan hanya perjalanan pribadi, tetapi juga kebersamaan dalam tubuh Kristus.
- Mengejar damai dan kekudusan (ayat 14–17)
“Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan…”
Tanpa kekudusan, tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Penulis juga memberi peringatan lewat contoh Esau, yang kehilangan hak sulung karena mengutamakan hal duniawi. Ini adalah ajakan untuk tidak menjual iman kita demi kesenangan sesaat.
Kesimpulan:
Renungan dari Ibrani 12:1–17 menekankan bahwa hidup dalam iman adalah perlombaan yang menuntut ketekunan, fokus pada Kristus, kemauan menerima didikan Tuhan, dan komitmen pada kekudusan. Dalam dunia yang penuh tantangan, iman sejati harus terus dijaga, dikembangkan, dan dijalani dengan kesungguhan sampai garis akhir.












