Sorong, Detikapua.Net – Asap tipis mengepul dari cerobong pabrik di kawasan industri kayu milik PT Rotua, yang berlokasi di seputaran Tampa Garam, Kota Sorong, Senin (29/4).
Di halaman pabrik, tumpukan kayu bajak setinggi dua hingga empat meter berjajar rapi. Puluhan pekerja tampak sibuk memuat potongan-potongan kayu itu ke atas truk.

Suasana sibuk, seolah menandakan kembalinya geliat lama dari perusahaan yang sempat redup setelah pemiliknya, Labora Sitorus, dipenjara dalam kasus rekening gendut satu dekade silam.
Investigasi awak media langsung ke lokasi pabrik di pinggiran Kota Sorong melihat sendiri proses pemuatan kayu yang disebut-sebut berasal dari wilayah pesisir dan Sorong Selatan Papua Barat Daya. Kayu jenis bajak yang dikenal kuat dan bernilai tinggi di pasar ekspor, terlihat baru saja masuk langsung diproses dan dikemas untuk dikirim ke luar daerah.
Seorang pekerja pabrik,yang enggan disebut namanya, membenarkan bahwa operasi sudah berjalan aktif sejak awal tahun 2024.
“Sudah jalan lagi, kayu masuk tiap minggu. Dari laut bawa masuk, langsung kerja. Barang cepat keluar,” ujarnya singkat sebelum kembali menyusun potongan kayu.
Kegiatan ini mengingatkan kembali publik pada sosok Labora Sitorus, yang dulunya dikenal sebagai polisi aktif berpangkat Aiptu namun terbongkar memiliki rekening senilai Rp 1,5 triliun, diduga hasil bisnis kayu ilegal dan BBM.
Meski telah menjalani hukuman, kehadiran kembali nama PT Rotua di lapangan memunculkan tanda tanya : apakah ini kebangkitan legal atau pengulangan kisah lama?
Hingga kini belum ada plang resmi terpasang di pabrik. Aktivitas terlihat tertutup dari jalan utama. Namun, keberadaan truk-truk pengangkut dan tumpukan kayu yang terus berdatangan menjadi bukti bahwa roda usaha Labora atau setidaknya warisannya tengah bergulir kembali.
Apakah ini awal dari babak baru? Atau hanya bayangan masa lalu yang berulang? Waktu dan penyelidikan akan menjawab.