“Kami berharap aksi ini bisa menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutan ekosistem pesisir,” tutup Romo Aloysius.
Raja Ampat, Detikpapua.Net – Dalam rangka menyukseskan program Aksi Puasa Pembangunan (APP) tahun 2025, umat Lingkungan St. Aloysius Gonzaga, Stasi Mater Dei, Waisai-Raja Ampat, Paroki Sta. Maria Bintang Laut Doom, melaksanakan kegiatan penanaman mangrove di tepi pantai Perumahan 300, Kelurahan Bonkwir, Raja Ampat, Minggu (16/3/2025).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Pertemuan Katekese ke-2 tahun 2025 yang mengangkat tema “Pertobatan Ekologis: Awal Adaptasi Perubahan Iklim”. Dalam pertemuan tersebut, umat Katolik mendalami salah satu ajaran Paus Benediktus XVI yang menekankan kasih sebagai inti dari iman yang mendalam.
“Allah adalah kasih, dan barang siapa tetap dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia,” (1 Yoh 4:16).
Oleh karena itu, perintah Yesus untuk mengasihi sesama tidak hanya terbatas pada manusia, tetapi juga mencakup seluruh ciptaan Allah, termasuk alam sebagai rumah bersama.
Puluhan umat Katolik turut serta dalam penanaman mangrove ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, mencegah abrasi, serta menjadi habitat bagi berbagai spesies laut.
Ketua Lingkungan St. Aloysius Gonzaga, Petrus Pangalinan, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata komitmen umat dalam menjalankan APP 2025 serta bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
“Menanam mangrove bukan sekadar menanam pohon, tetapi juga menanam harapan bagi generasi mendatang. Sebagai umat Katolik, kami ingin menunjukkan bahwa menjaga ciptaan Allah adalah bagian dari iman dan kasih terhadap sesama,” ujarnya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Manokwari-Sorong, Romo Aloysius Susilo, Pr, yang memberikan dukungan penuh serta dorongan semangat kepada umat dalam menjalankan aksi nyata ini. Kehadirannya semakin memotivasi umat untuk terus berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam.
Diharapkan, aksi ini tidak hanya menjadi kegiatan simbolis, tetapi juga menjadi langkah awal bagi program lingkungan berkelanjutan yang dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk berkontribusi dalam pelestarian alam.
“Kami berharap aksi ini bisa menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutan ekosistem pesisir,” tutup Romo Aloysius.