Hadir di Papua Barat Daya, HNSI Buka Peluang Bagi Para Nelayan Ikut Bergabung

“Kita mau supaya produk lokal atau hasil tangkapan nelayan ini tidak hanya dijual secara konvensional di pasar lokal, tapi bagaimana kita berpikir agar bisa dijual ke daerah lain atau diekspor ke luar negeri. Tentu mimpi besar kita akan ada pelabuhan internasional di Papua Barat Daya” Fredrik Ronaldo Yesnath

Sorong, Detikpapua.Net – Organisasi masyarakat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), kini telah hadir dan siap berkiprah untuk pembinaan dan pemberdayaan nelayan, menyuarakan nasib nelayan dan menjadi jembatan antara nelayan dan pemerintah di Provinsi Papua Barat Daya.

Ketua DPD HNSI Papua Barat Daya, Fredrik Ronaldo Yesnath, menyebut, dirinya telah mengantongi SK resmi dari DPP HNSI untuk menjalankan sejumlah agenda penting organisasi, termasuk pembentukan kepengurusan HNSI di tingkat kota dan kabupaten, serta persiapan pelaksanaan musyawarah daerah HNSI di Provinsi PBD.

Ia mengaku, kepengurusan HNSI sudah lengkap terbentuk baik di tingkat provinsi maupun 5 kabupaten 1 kota di Papua Barat Daya. Saat ini, pihaknya tengah mempersiapkan diri untuk pelaksanaan Musda yang sesuai agenda akan dilaksanakan pada 25 Februari mendatang.

“HNSI sudah terbentuk di Papua Barat Daya, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota. Saat ini kami tengah mempersiapkan diri untuk pelaksanaan Musda yang diagendakan pada tanggal 25 Februari ini. Rencananya Musda akan digelar di Kota Sorong, dihadiri seluruh pengurus DPC dan DPD, juga ada keterwakilan dari pengurus DPP, kami upayakan ketua DPP dan sekjen hadir. Yang pasti proses Musda tidak beda jauh dengan organisasi masyarakat lainnya,” ujar Fredrik saat menggelar jumpa pers didampingi pengurus DPD dan ketua-ketua DPC kabupaten kota, di Kantor DPD HNSI PBD, Jalan Jendral Sudirman, Klaligi Kota Sorong, Jumat (31/01/2025).

Fredrik mengungkapkan, dalam semangat pembinaan dan pemberdayaan bagi nelayan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah program unggulan, yang bakal dikerjakan kedepan. Program-program tersebut diantaranya mengupayakan agar para nelayan yang tergabung dalam HNSI bisa diakomodir dalam jaminan kesehatan, jaminan kerja, pinjaman buruh, subsidi BBM hingga penyediaan fasilitas pendukung lainnya.

Selain itu, pihaknya juga akan berupaya agar anggota HNSI yang notabene adalah para nelayan, bisa terakomodir sebagai penyuplai bahan baku untuk program unggulan Presiden Prabowo yakni Makan Bergizi Gratis (MBG), dengan HNSI sebagai penyuplai ikan. HNSI juga akan mengupayakan setiap nelayan memegang kartu KUSUKA dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, agar memudahkan mereka mengakses layanan dari pemerintah.

“Tentu hak-hak dasar para nelayan akan kita perjuangkan sehingga bisa diperhatikan baik. Apalagi sekarang ada program makan bergizi gratis dari presiden, kita mau supaya nelayan yang tergabung dalam HNSI bisa menjadi penyuplai bahan baku ikan,” sebut Fredrik.

Fredrik juga mengungkapkan, HNSI berkomitmen untuk menjadi katalisator dalam meningkatkan pendapatan nelayan melalui pola pemasaran yang tidak hanya bersifat konvensional dan lokal. HNSI akan berupaya agar produk-produk lokal dari para nelayan bisa menyasar pasar nasional maupun mancanegara, melalui kegiatan ekspor impor. Dalam merealisasikan program tersebut, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan semua mitra dan stakeholder terkait.

“Kita mau supaya produk lokal atau hasil tangkapan nelayan ini tidak hanya dijual secara konvensional di pasar lokal, tapi bagaimana kita berpikir agar bisa dijual ke daerah lain atau diekspor ke luar negeri. Tentu mimpi besar kita akan ada pelabuhan internasional di Papua Barat Daya, sehingga hasil tangkapan nelayan itu bisa diantar langsung ke luar negeri tanpa harus singgah di Makassar atau Surabaya misalnya,” sebut Fredrik.

Untuk merealiasikan program-program tersebut tentu dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan, termasuk para mitra, pemerintah dan stakeholder lainnya. Ia mengatakan hal ini penting mengingat potensi kelautan dan perikanan di Provinsi PBD dangat bagus. Ia menargetkan suatu ketika, nelayan Papua Barat Daya akan menjadi eksportir terbaik di wilayah Indonesia Timur bahkan Indonesia pada umumnya.

Kembali pada eksistensi HNSI di Papua Barat Daya, Fredrik mengaku saat ini pihaknya tengah membuka peluang seluas-luasnya bagi seluruh nelayan di Papua Barat Daya untuk segera bergabung bersama organisasi resmi tersebut. Para nelayan yang ingin bergabung cukup membawa KTP dan mendaftarkan diri di kantor DPD HNSI PBD dengan alamat Jalan Jenderal Sudirman, Klaligi, Distrik Sorong Manoi, Kota Sorong, atau ke kantor DPC di tiap kota dan kabupaten.

“Kami membuka peluang seluas-luasnya kepada para nelayan untuk bergabung bersama kami. Target kami bila perlu semua nelayan di provinsi ini bisa bergabung, karena kami adalah jembatan antara nelayan dan pemerintah begitu juga sebaliknya, sehingga kedepan program-program pemerintah bisa sampai ke semua nelayan, begitu juga sebaliknya kebutuhan dan aspirasi nelayan bisa tersalurkan dengan baik kepada pemerintah,” sebut Fredrik.

Sementara Ketua DPC HNSI Kota Sorong Lisias Watarae, mengimbau kepada para nelayan di Kota Sorong, agar segera mendaftarkan diri untuk bergabung bersama HNSI. Menurutnya hal ini penting agar kedepan segala kebutuhan dan aspirasi nelayan bisa diperjuangkan dan diakomodir oleh HNSI.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPC HNSI Tambrauw Alex Merino yang menyebut HNSI adalah organisasi terbuka milik semua nelayan. Pihaknya, sebut dia siap merangkul semua nelayan yang ada di Papua Barat Daya, khususnya di Kabupaten Tambrauw, untuk sama-sama berkarya menuju masa depan yang lebih baik.