Waisai, Detikpapua.Net – Setelah sebelas tahun vakum, Forum Generasi Muda Gereja Kristen Injili (FGM GKI) di Tanah Papua akhirnya akan kembali menggelar Kongres II yang dijadwalkan berlangsung di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, pada 6–8 November 2025. Momen ini diyakini menjadi titik balik penting bagi kebangkitan dan penguatan peran pemuda gereja di Tanah Papua.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah FGM GKI di Tanah Papua–Papua Barat Daya, Herman F. Soor, S.Pd., M.Ec.Dev, menegaskan bahwa kongres kali ini memiliki makna yang sangat strategis bagi organisasi dan seluruh generasi muda GKI.
“Kongres II ini bagi kami sangat penting. Ini bukan sekadar kegiatan rutin, tapi momentum kebangkitan FGM setelah perjalanan panjang penuh tantangan. Melalui kongres ini kita ingin menata kembali arah gerak organisasi dan memperkuat komitmen pelayanan generasi muda di Tanah Papua,” ujar Herman Soor saat ditemui di Sekretariat DPC FGM Kabupaten Raja Ampat, Rabu (22/10/2025).
Perjalanan Panjang FGM GKI di Tanah Papua
Herman mengisahkan, perjalanan panjang FGM bermula dari pertemuan para pemuda GKI se-Tanah Papua pada tahun 2007 di Klasis Teminabuan, Sorong Selatan. Dalam forum itu, para peserta sepakat membentuk wadah bersama yang berfokus pada pengembangan potensi pemuda di luar struktur pelayanan gereja.
Kesepakatan tersebut diwujudkan pada tahun 2008 melalui deklarasi berdirinya Forum Generasi Muda GKI di Tanah Papua (FGM GKI) di Jemaat Pengharapan Abepura, Jayapura. Enam tahun kemudian, FGM menggelar Kongres I pada tahun 2014 di Jayapura, sebagai tonggak awal konsolidasi organisasi.
Namun, setelah kongres pertama, dinamika internal dan keterbatasan sumber daya membuat organisasi sempat mengalami kevakuman panjang. Baru pada tahun 2025 ini, setelah 11 tahun, FGM kembali bersatu untuk menyelenggarakan Kongres II di Waisai.
“Bagi kami, ini bukan sekadar melanjutkan agenda lama, tetapi meneguhkan kembali semangat awal, semangat melayani dan berkontribusi bagi gereja serta masyarakat Papua,” tegas Herman.
Harapan Besar untuk Kongres di Raja Ampat
Menurut Herman, pemilihan Raja Ampat sebagai tuan rumah Kongres II FGM GKI memiliki makna simbolis: tanah yang indah, damai, dan kaya akan budaya menjadi tempat bagi lahirnya kembali semangat generasi muda GKI.
“Raja Ampat adalah rumah yang ramah dan inspiratif. Saya percaya panitia di sini adalah orang-orang yang mumpuni dan punya dedikasi tinggi. Mereka akan membawa warna dan semangat baru bagi FGM,” ujarnya penuh optimisme.
Herman juga berharap seluruh panitia dan peserta kongres dapat bekerja dengan kompak dan profesional agar kegiatan ini berjalan sukses dan berkesan.
“Saya yakin dengan kolaborasi yang baik, Kongres II ini akan menjadi titik balik yang meneguhkan identitas FGM GKI sebagai organisasi yang solid, produktif, dan relevan dengan tantangan zaman,” tambahnya.
Momentum Konsolidasi dan Pembaruan
Kongres II FGM GKI di Tanah Papua akan membahas berbagai isu strategis, termasuk pembenahan struktur organisasi, revitalisasi kepemimpinan pemuda, serta penguatan peran FGM dalam bidang sosial, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat.
“Generasi muda GKI harus menjadi pelopor perubahan. Kita tidak hanya aktif di gereja, tetapi juga hadir di tengah masyarakat sebagai agen pembangunan, pembawa damai, dan teladan bagi generasi berikutnya,” pesan Herman.
Sebagai penutup, ia menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sinergi antara wilayah dan daerah serta mengajak seluruh anggota FGM GKI di Tanah Papua untuk bersatu menyukseskan Kongres II di Raja Ampat.
“Ini bukan hanya kegiatan organisasi, tetapi momentum peneguhan komitmen iman dan tanggung jawab kita sebagai generasi penerus gereja di Tanah Papua,” tutupnya penuh semangat.