Example floating
Home

Pelantikan Pengurus Stasi Malasilen: Komitmen Baru Membangun Gereja yang Hidup dalam Umat

57
×

Pelantikan Pengurus Stasi Malasilen: Komitmen Baru Membangun Gereja yang Hidup dalam Umat

Sebarkan artikel ini

Sorong, Detikpapua.Net – Dalam suasana penuh harmoni kekeluargaan dan semangat iman, umat Katolik Stasi Santo Yosef Freinademetz Malasilen menyelenggarakan pelantikan pengurus dewan stasi pada Minggu, 20 Juli 2025 pukul 16.00 WIT. Acara ini menjadi tonggak penting dalam menegaskan arah baru pelayanan umat: membangun Gereja yang hidup bukan hanya dalam struktur, tetapi dalam diri manusia.

Prosesi Pelantikan Pengurus Dewan Stasi Santo Yosef Freinademetz Malasilen Periode 2025-2028, Minggu (20/07/2025). Foto/Yohanes Kossay

Pelantikan ini berlangsung dalam cuaca cerah dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu yang diwakili oleh Kepala Badan Kesbangpol Dr. Sellvyana Sangkek, SE.,M.Si, mantan bupati Tambrauw Gabriel Asem, SE.,M.Si sebagai tokoh Katolik, Wakil Ketua Komisi III DPR PBD Willem Asem, SE, Waket Komisi IV DPR PBD David Sedik, Anggota terpilih DPR PBD Jalur Otsus Yanuarius Sedik, para suster Biara OSF, Pastor Paroki Arnoldus Janssen Malanu, pastor rekan, serta seluruh umat Stasi Malasilen.

Kepala Badan Kesbangpol Papua Barat Daya Dr. Sellvyana Sangkek, SE.,M.Si mewakili gubernur menyampaikan sambutan dalam acara pelantikan pengurus dewan Stasi St. Yosef Freinademetz Malasilen, Minggu (20/07/2025). Foto/Yohanes Kossay

Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, S.Sos melalui Kepala Badan Kesbangpol Dr. Sellvyana Sangkek, SE.,M.Si dalam sambutannya menyampaikan selamat dan profisiat kepada para pengurus yang dilantik. Sellvy juga mengaku sangat berbangga, bisa hadir ditengah-tengah umat Stasi St. Yosef Freinademetz dalam suasan yang penuh sukacita tersebut.

Dr. Sellvyana pun menegaskan harapannya agar makna dari momentum pelantikan tersebut, tidak hanya berdenyut dikalangan internal gereja St. Yosef Freinademetz Malasilen, tetapi hendaknya bisa menjadi buah dalam konteks perkembangan iman, tatanan sosial maupun ekosistem pembangunan di wilayah Papua Barat Daya. Badan Kesbangpol, lanjut dia, akan terus menjalin kemitraan dengan seluruh organisasi keagamaan dan kemasyarakatan demi memastikan arah kebijakan berpihak pada rakyat, menjangkau yang tertinggal, dan menghargai keberagaman.

“Harapan saya, para pengurus yang baru dilantik ini, bisa menjadi jembatan antara pemerintah dan lembaga keagamaan, khususnya dengan umat yang merupakan elemen penting dalam entitas masyarakat Provinsi Papua Barat Daya. Menjadi garam dan terang dunia yang terus memancarkan nilai-nilai cinta kasih dan kedamaian serta keadilan, yang tentunya merupakan modal utama dalam agenda luhur membangun Papua Barat Daya menuju kesejahteraan,” ujar Dr. Sellvyana.

Pada kesempatan itu, ia pun mengajak seluruh umat Katolik di Stasi St. Yosef Freinademetz terus menanamkan nilai-nilai kekatolikan dalam mendukung semua program pembangunan yang dicanangkan pemerintah. Terus menjaga keharmonisan antar sesama umat maupun dengan umat lintas agama, sehingga Papua Barat Daya tetap akan menjadi rumah bersama yang aman dan nyaman bagi semua orang.

Salah satu pesan paling kuat disampaikan oleh Pastor Matias Alex Ohoilean, SVD, yang secara kritis menanggapi stigma yang melekat pada wilayah kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU), tempat di mana Stasi ini berada.

Pastor Paroki Santo Arnoldus Janssen Malanu Pastor Matias Alex Ohoilean, SVD, saat menyampaikan sambutan dalam acara pelantikan pengurus dewan Stasi Santo Yosef Freinademetz Malasilen, Minggu (20/07/2025). Foto/Yohanes Kossay

“Banyak orang menyebut kompleks ini sebagai kompleks merah yang ditakuti. Saya tolak paradigma itu. Semua stigma ini hanya cara untuk merusak martabat warga di sini. Saya sudah mengabdi, saya tidak melihat kesenjangan yang digambarkan itu. Yang ada adalah manusia-manusia yang layak dibangun dan didampingi,” tegasnya.

Pastor Matias menegaskan, tugas Gereja bukan hanya hadir dalam ibadah, tetapi mengawal proses pembangunan manusia, terutama di wilayah-wilayah yang kerap dipinggirkan secara sosial.

Dalam suasana pelantikan yang sarat makna ini, Obet Siep, Ketua Dewan Stasi yang baru dilantik, menyampaikan komitmennya untuk membawa Gereja Malasilen menuju arah yang lebih humanis.

Ketua Stasi Santo Yosef Freinademetz Malasilen Obeth Siep saat menyampaikan sambutan. Foto/Yohanes Kossay

“Saya ingin membangun Gereja Manusia. Bukan hanya membangun gedung, tapi membangun umat, pribadi-pribadi yang memiliki kasih, iman dan kesetiaan dalam Kristus,” tegasnya.

Sementara itu, Yohanes Kossay, selaku Ketua Panitia Pelantikan, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, meski masa kerja panitia hanya berlangsung selama tiga minggu.

“Dengan waktu yang singkat dan dukungan yang luar biasa dari umat, kegiatan ini bisa terlaksana dengan lancar dan penuh berkat. Ini bukti bahwa kebersamaan umat kita sangat kuat,” ujar Yohanes.

Pelantikan ini diawali dengan misa kudus, prosesi pelantikan, serta ramah tamah bersama umat. Suasana penuh syukur menjadi penutup dari sebuah peristiwa yang tak hanya mengganti struktur pengurus, tetapi juga meneguhkan arah Gereja sebagai persekutuan hidup yang aktif, pedul dan hadir di tengah tantangan sosial.

height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *