Kampung Bukisi hari itu bukan sekadar menyambut seorang tokoh, tetapi menyambut pulang seorang anak tanah yang diyakini masih membawa cahaya bagi masa depan Papua.
Jayapura Detik PapuaNet – Benhur Tommy Mano alias BTM disambut meriah di Kampung Bukisi, Distrik Yokari, Kabupaten Jayapura Kabupaten Jayapura pada Selasa (15/7/2025).
Pada moment ini BTM disambut secara adat dengan tarian suling tambur, sebuah tradisi khas masyarakat setempat yang bukan hanya menjadi hiburan, melainkan simbol kasih, penghormatan, dan penerimaan dari masyarakat kepada putra daerah yang dianggap sebagai bagian dari mereka.
“Saya diantar pulang bukan sekadar dengan iringan musik dan langkah kaki, tapi dengan tarian yang lahir dari hati yang tulus. Tarian suling tambur ini adalah suara harapan, suara cinta dari tanah yang tak pernah kehilangan semangat,” ujar BTM.

Suasana penyambutan berlangsung meriah namun khidmat. Nada suling yang mendayu bersahut dengan hentakan tambur yang menggema di antara pepohonan rimbun Kampung Bukisi. Warga, tua muda, lelaki dan perempuan, turut serta dalam penyambutan tersebut, menunjukkan bahwa kedatangan BTM bukanlah kunjungan biasa. Ia pulang sebagai bagian dari keluarga besar, bukan sebagai tamu.
“Setiap denting suling dan hentakan tambur itu membawa pesan. Ada perjuangan yang harus dilanjutkan, ada janji yang harus saya tepati. Di tengah riuhnya irama adat, saya temukan makna baru dari perjalanan ini,” tambahnya.
Benhur Tommy Mano dikenal luas sebagai sosok yang berpengaruh dalam pembangunan dan kepemimpinan di Papua, khususnya saat menjabat sebagai Wali Kota Jayapura. Kepulangannya ke kampung halaman membawa harapan baru bagi masyarakat setempat akan perubahan, perhatian, dan pengembangan wilayah yang lebih baik di masa mendatang.
Acara penyambutan ini juga menjadi momentum silaturahmi, di mana warga menyampaikan aspirasi dan harapan mereka langsung kepada BTM. Dengan penuh kehangatan, ia mendengarkan setiap suara yang muncul, berjanji akan tetap dekat dengan masyarakat dan membawa suara mereka ke ranah yang lebih luas.
Kampung Bukisi hari itu bukan sekadar menyambut seorang tokoh, tetapi menyambut pulang seorang anak tanah yang diyakini masih membawa cahaya bagi masa depan Papua.