Example floating
IMG-20251217-WA0002
BeritaDaerahKabar PapuaPapua BaratPapua Barat Daya

Sampel MBG Diserahkan ke BPOM, Penyebab Keracunan Pelajar Di Raja Ampat Segera Terungkap

6
×

Sampel MBG Diserahkan ke BPOM, Penyebab Keracunan Pelajar Di Raja Ampat Segera Terungkap

Sebarkan artikel ini
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat, dr. Engelbert MS Wader
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat, dr. Engelbert MS Wader

Raja Ampat, DetikPapuaNet— Penyebab keracunan puluhan pelajar di Kabupaten Raja Ampat akibat dugaan konsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) segera terungkap setelah sampel makanan resmi diserahkan ke Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Manokwari untuk pemeriksaan laboratorium. Hasil uji tersebut diperkirakan akan diketahui dalam waktu lima hari ke depan.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat, dr. Engelbert MS Wader, mengatakan sampel MBG telah tiba di Laboratorium BPOM Manokwari sehari sebelumnya dan kini sedang dalam proses pengujian berdasarkan parameter pemeriksaan yang ditentukan dari hasil investigasi epidemiologi.

IMG-20251217-WA0001

Ia menjelaskan, pemeriksaan difokuskan pada dugaan agen biologis, terutama bakteri, sesuai dengan gejala yang dialami para korban serta kondisi fisik makanan yang dikonsumsi.

“Pemeriksaan saat ini diarahkan pada kemungkinan adanya kontaminasi bakteri. Dari keterangan korban dan kondisi sampel, pemeriksaan laboratorium menjadi kunci untuk memastikan penyebab pastinya,” ujar dr. Engelbert saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (4/12/2025).

Ia menambahkan, ketika hasil uji laboratorium keluar, pihaknya akan mengetahui secara pasti bakteri apa yang ditemukan, berapa kadarnya, dan dalam kondisi apa bakteri tersebut berkembang.

“Dari sana kita bisa menyimpulkan penyebab utamanya, apakah murni kontaminasi, akibat penyimpanan yang tidak sesuai, atau faktor lain,” jelasnya.

Dalam penanganan kasus, Dinas Kesehatan mengutamakan keselamatan para siswa. Seluruh pasien langsung mendapatkan perawatan medis, khususnya untuk keluhan gangguan pencernaan.

“Yang utama adalah menyelamatkan korban. Semua pasien kami tangani sesuai keluhan, dan saat ini kondisi mereka telah membaik,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan, pihaknya sempat menetapkan status KLB. Namun karena dalam dua hari terakhir tidak ditemukan kasus baru, status tersebut telah dicabut.

“Hari ini tidak ada laporan kasus baru. Total 87 pasien sudah dipulangkan dan dinyatakan pulih, sehingga status KLB kami cabut,” kata dr. Engelbert.

Terkait dugaan awal penyebab, Dinas Kesehatan masih mendalami beberapa faktor, termasuk kemungkinan gangguan listrik di dapur penyedia MBG yang berdampak pada kualitas penyimpanan makanan beku.

“Ada informasi soal pemadaman listrik dalam waktu lama serta tidak tersedianya genset, yang bisa menyebabkan makanan tidak tersimpan dalam suhu ideal. Kondisi ini memungkinkan bakteri berkembang cepat,” terangnya.

Selain itu, keterangan dari sejumlah pelajar juga menjadi bahan pertimbangan, di mana sebagian siswa mengaku mencium bau tidak sedap pada makanan sebelum dikonsumsi.

Meski demikian, Dinas Kesehatan menegaskan penyebab pasti belum dapat disimpulkan sebelum hasil laboratorium resmi dikeluarkan oleh BPOM.

“Kami minta masyarakat tidak berspekulasi. Semua akan dibuka setelah hasil keluar secara resmi,” pungkasnya.

height="600"/>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1-20251201-152527-0000