Raja Ampat, DetikPapuaNet — Pemerintah Kabupaten Raja Ampat menargetkan penataan besar-besaran kawasan Kali Waisai rampung pada tahun 2026. Kawasan yang sebelumnya dikenal kumuh dan tak tertata itu disiapkan menjadi destinasi wisata kota dengan jalur sepeda, pedestrian, pusat kuliner, area bermain anak hingga wahana air sebagai ruang publik baru bagi masyarakat.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Raja Ampat, Dr. Mauritz Rumfaker, menegaskan bahwa penataan Kali Waisai merupakan bagian penting dalam mewujudkan visi Bupati dan Wakil Bupati menjadikan Waisai sebagai kota wisata dan gerbang wisata dunia. Tahap awal pembangunan jalur sepeda dan trotoar sudah mulai dikerjakan.
“Yang dulu terlihat kumuh, kini mulai dibersihkan dan ditata. Jalur sepeda sudah dibangun dan tahun depan kita kembangkan sampai seluruh kawasan menjadi ruang publik yang representatif,” ujarnya dalam wawancara di ruang kerjanya, Rabu (3/12/2025).

Menurut Mauritz, pengembangan lanjutan akan dilakukan pada 2026 dengan menambahkan fasilitas rekreasi keluarga, area olahraga outdoor, wahana air, pusat kuliner, serta sejumlah dermaga kecil untuk mendukung aktivitas wisata. Target penyelesaian penataan ini mencakup seluruh koridor Kali Waisai sebagai wajah baru Kota Waisai.
Terkait keberadaan warga dan pedagang yang selama ini bermukim dan berjualan di pinggiran kali, ia menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan rencana relokasi. Dinas PU terus berkoordinasi dengan Pemerintah Distrik serta OPD teknis seperti Dinas Perumahan untuk menyiapkan lokasi baru yang layak.
“Sosialisasi berjalan dan pemerintah menyiapkan tempat bagi warga maupun pedagang agar pindah secara manusiawi dan tetap mendapat ruang usaha yang layak,” katanya.
Mauritz juga menanggapi keluhan warga soal minimnya peningkatan jalan lingkungan. Ia menegaskan bahwa pembenahan jaringan jalan dalam kota akan menjadi prioritas pada 2026 setelah tahun 2025 banyak anggaran dialokasikan untuk penataan wajah kota. Termasuk rencana hotmix di Perumahan 100 dan sejumlah kawasan permukiman lain.
Selain itu, masalah banjir musiman di Kota Waisai juga menjadi perhatian. Pembersihan sedimentasi drainase telah dilakukan tahun ini dan akan dilanjutkan pada 2026 untuk mengatasi penyumbatan serta mengurangi risiko genangan.
Di momentum Peringatan Hari Bakti ke-80 PU, Mauritz menegaskan bahwa spirit Hari Bakti harus menjadi pengingat bagi seluruh insan PU untuk bekerja dengan integritas dan ketulusan demi masyarakat.
“Perayaan ini mengingatkan kami sebagai insan PU untuk meneruskan semangat pendahulu: bekerja dengan integritas, keberanian, dan ketulusan. Apa pun yang kita lakukan harus membawa manfaat bagi masyarakat. Itu wujud pengabdian kami untuk Raja Ampat,” tegasnya.
Ketika ditanya tentang pemerataan pembangunan, Mauritz mengakui bahwa tantangan masih besar karena keterbatasan anggaran dan luasnya wilayah Raja Ampat.
“Kalau bicara adil, ya harus adil. Tapi dengan luas wilayah dan keterbatasan anggaran, kita tidak bisa menjangkau semua sekaligus. Karena itu, kita fokus pada yang prioritas dahulu. Yang paling mendesak harus kita sentuh,” jelasnya.
Mauritz kemudian mengajak seluruh pihak—masyarakat, swasta, dan mitra pembangunan—untuk terlibat aktif dalam mendukung infrastruktur yang berkualitas dan berkeadilan.
“PU tidak bisa bekerja sendiri. Dengan dukungan semua pihak, kita bisa wujudkan infrastruktur yang menghadirkan keadilan dan menjadikan Waisai sebagai kota wisata dan pintu gerbang Raja Ampat,” pungkasnya.















